Showing posts with label Terjemah Fathul Qorib. Show all posts
Showing posts with label Terjemah Fathul Qorib. Show all posts

Sunday, June 27, 2021

TERJEMAH KITAB TAQRIB BAB KHIYAR, MACAM-MACAM KHIYAR, HUKUM MENJUAL BUAH-BUAHAN YANG MASIH MUDA, DAN MELAKUKAN BARTER BARANG MAKANAN YANG MASIH BASAH

TERJEMAH KITAB TAQRIB BAB KHIYAR DALAM JUAL BELI, MACAM-MACAM KHIYAR, HUKUM MENJUAL BUAH-BUAHAN YANG MASIH MUDA, DAN MELAKUKAN BARTER BARANG MAKANAN  YANG MASIH BASAH


Khiyar

(Hak Penjual dan Pembeli untuk Melanjutkan Transaksi atau Membatalkannya)

Dua orang yang melakukan transaksi jual beli (penjual dan pembeli) memiliki hak khiyar (memilih antara melanjutkan transaksi atau membatalkannya) selama keduanya belum berpisah

فَصْلٌ: وَاْلمـُتَبَايِعَانِ  بِالْخِيَارِ مَالَمْ يَتَفَرَّقَا

Keduanya boleh memberi syarat khiyar hingga tiga hari.

وَلَُهمَا أَنْ يَشْتَرِطَا الخَيَارَ إلى ثَلَاثَةِ أَيَّّام

Jika ditemukan suatu cacat pada barang yang dijual, maka pembeli boleh mengembalikannya kepada penjual.

وَإِذَا وُجِدَ بِالمَبِيْعِ عَيْبٌ فَلِلْمُشْتَرِيْ رَدُّهُ.

Tidak boleh sama sekali menjual buah-buahan, kecuali setelah benar-benar terlihat baiknya.

وَلَا يَجُوْزُ بَيْعُ الثَّمْرَةَ مُطْلَقًا إِلَّا بَعْدَ بُدُوِّ صَلَاحِهَا

Dan tidak boleh menjual barang yang di dalamnya (berlaku hukum) riba dengan sejenisnya, dalam keadaan basah, kecuali air susu.

وَلَا بَيْعُ مَا فِيْهِ الرِّبَا بِجِنْسِهِ رَطَبًا إِلَّا اللَّبَنَ.

 Setidaknya ada tiga kesimpulan hukum yang dapat diambil dari penggalan teks fathul qorib di atas:


1.     1. Khiyar, macam-macam khiyar, dan konsekuensinya  

2.     2. Hukum menjual buah-buahan

3.     3. Tidak boleh menjual barang ribawi dengan sejenisnya dalam keadaan basah, kecuali air susu.

Khiyar:

Khiyar menurut bahasa artinya memilih yang terbaik. Sedangkan menurut istilah, khiyar adalah: memilih antara melangsungkan transaksi jual beli atau membatalkannya atas dasar pertimbangan yang matang dari kedua belah pihak.

Macam-macam Khiyar:

Berdasarkan penggalan teks Kitab Fathul Qorib diatas, Khiyar ada tiga macam, yaitu:

1.     Pertama: Khiyar Majlis

Adalah hak untuk memilih melanjutkan transaksi jual beli atau membatalkannya sebelum penjual dan pembeli berpisah dari tempat bertransaksi.

Khiyar majlis ini diisyaratkan mushannif dalam qaulnya,

والمتبايعان بالخِيَار ما لم يتفرقا

2.    Kedua: Khiyar Syarat

Adalah khiyar yang dijadikan syarat saat transaksi jual beli. Dengan kata lain, pembeli atau penjual boleh memilih antara meneruskan atau membatalkan transaksi jual beli, selama persyaratan itu belum dibatalkan dalam kurun waktu dua atau tiga hari.

Khiyar syarat ini diisyaratkan mushannif melalui qaulnya,

ولهما أن يشترطا الخَيَار إلى ثلاثة أيام

3.     Ketiga: Khiyar Aib

Adalah untuk memilih melanjutkan transaksi jual beli atau membatalkannya jika terdapat aib atau cacat pada barang yang dijual.

Khiyar ‘Aib ini diisyaratkan mushannif dalam qaulnya,

وإذا وُجِدَ بالمَبِيع عيب فللمشتري رَدُّه.

Hukum Menjual buah-buahan yang masih di atas pohon dan belum layak konsumsi:

ولا يجوز بيع الثمرة مطلقا إلا بعد بُدُوِّ صلاحِهَا

Berdasarkan qaul mushannif tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak boleh hukumnya menjual buah buahan yang masih berada di atas pohon, tanpa memotong pohonnya, kecuali setelah terlihat jelas kelayakan buah tersebut. Buah yang tidak bisa berubah warnanya, dianggap layak jika buah tersebut telah sampai pada keadaan yang layak untuk dimakan berdasarkan kebiasaan. Misalnya, tebu rasanya sudah manis, buah delima sudah matang, dan buah tin teksturnya sudah lentur. Sedangkan buah yang warnanya dapat berubah, maka ia dianggap layak jika buah tersebut sudah berwarna merah atau hitam atau kuning.

Hukum menjual (barter) barang ribawi dengan sejenisnya saat ia masih dalam keadaan basah:

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya (Bab Riba), bahwa bahan makanan termasuk barang ribawi. Oleh karena itu, tidak boleh melakukan barter makanan dengan makanan lain yang sejenis saat barang tersebut masih basah. Kenapa dilarang? Sebab, dalam jual beli (barter) bahan makanan dengan makanan yang lain, disyaratkan sepadan. Sedangkan saat bahan makanan masih dalam kondisi basah, tidak dapat dipastikan apakah kedua makanan yang dibarter tersebut sepadan atau tidak.  

Namun ada bahan makanan yang boleh dibarter dengan bahan makanan yang lain, meskipun dalam kondisi basah, yaitu air susu. Sebab, air susu tidak dapat berubah menjadi kering dengan sendirinya (secara alami).

ولا بيع ما فيه الربا بجنسه رَطبا إلا اللَّبن

Dan tidak boleh menjual barang yang di dalamnya (berlaku hukum) riba dengan sejenisnya, dalam keadaan basah, kecuali air susu.

 

Wallahu A’lam Bis Shawab

Tuesday, May 25, 2021

TERJEMAH FATHUL QORIB BAB MUAMALAH (DEVINISI BARANG RIBAWI, KOMODITI YANG TERMASUK BARANG RIBAWI, DAN SYARAT-SYARAT TRANSAKSI BARANG RIBAWI)

 

DEVINISI BARANG RIBAWI, KOMODITI YANG TERMASUK BARANG RIBAWI, DAN SYARAT-SYARAT TRANSAKSI BARANG RIBAWI



(Pasal) Riba itu berlaku pada emas, perak, dan makanan.

فَصْلٌ: وَالرِّبَا فِي الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَاْلمَطْعُوْمَاتِ.

Tidak boleh jual beli (tukar-menukar) emas dengan emas, perak dengan perak, kecuali sepadan dan kontan

وَلَا يَجُوْزُ بَيْعُ الذَّهَبِ بِالذَّهَبِ، وَلَا الْفِضَّةِ كَذَلِكَ إِلَّا مُتَمَاثِلًا نَقْدًا

Tidak boleh menjual barang sesuatu yang dibeli, sampai barang tersebut dia terima (berada dalam kekuasaannya secara penuh)

وَلَا بَيْعُ مَا ابْتَاعَهُ حَتَّى يَقْبِضَهُ

Tidak boleh menjual daging dengan hewan

وَلَا بَيْعُ اللَّحْمِ بِالْحَيَوَانِ

Boleh menjual emas  dengan perak yang tidak sama berat, tapi secara kontan

وَيَجُوْزُ بَيْعُ الذَّهَبِ بِالْفِضَّةِ مُتَفَاضِلًا نَقْدًا

Begitu juga makanan. Tidak boleh menjual salah satu jenis makanan dengan makanan lain yang sejenis, kecuali sebanding dan secara kontan

وَكَذَلِكَ الْمَطْعُوْمَات لَا يَجُوْزُ بَيْعُ الْجِنْسِ مِنْهَا بِمِثْلِهِ إِلَّا مُتَمَاثِلًا نَقْدًا

Namun boleh menjual salah satu jenis makanan dengan jenis makanan yang lain yang tidak sebanding, selama dilakukan secara kontan

وَيَجُوْزُ بَيْعُ الْجِنْسِ مِنْهَا بِغَيْرِهِ مُتَفَاضِلًا نَقْدًا

Tidak boleh menjual barang yang tidak jelas (mengandung unsur penipuan)

وَلَا يَجُوْزُ بَيْعُ الغـَرَرِ

 

Thursday, March 18, 2021

Terjemah Fathul Qorib Bab Jual Beli dan Muamalah

KITABU AHKAMIL BUYU'I WA GHAIRIHA MINAL MU'AMALAATI 


MACAM-MACAM JUAL BELI


Jual beli itu ada tiga macam:

الْبُيُوْعُ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ:

Jual beli benda yang kelihatan, maka hukumnya boleh.

بَيْعُ عَـيْنٍ مُشَاهَدَةٍ فَجَائِزٌ.

Jual beli yang disebutkan sifatnya saja dalam perjanjian, maka hukumnya adalah boleh, jika sifat yang ada pada barang, sesuai dengan apa yang telah disebutkan dalam perjanjian.

وَبَيْعُ شَيْءٍ مَوْصُوْفٍ فِي الذِمَّةِ فَجَائِزٌ إِذَا وُجِدَتِ الصِّفَةُ عَلَى مَا وُصِفَ بِهِ.

Jual beli yang tidak ada dan tidak dapat dilihat, maka hukumnya tidak boleh.

وَبَيْعُ عَيْنٍ غَائِبَةٍ لَمْ تُشَاهَدْ فَلَا يَجُوْزُ.

Sah hukumnya menjual benda suci yang dapat diambil manfaatnya dan dapat dimiliki.

وَيَصِحُّ بَيْعُ كُلِّ طَاهِرٍ مُنْتَفَعٍ بِهِ مَمْلُوْكٍ.

Sedangkan menjual benda yang najis dan benda yang tidak ada manfaatnya, hukumnya tidak sah.

وَلَا يَصِحُّ بَيْعُ عَيْنٍ نَجِسَةٍ، وَلَا مَا لَا مَنْفَعَةَ فِيْهِ.

 

Penjelasan tentang Macam-macam jual beli:

Pertama: Jual beli benda yang ada di depan pihak-pihak yang sedang melakukan transaksi jual beli.

Jual beli semacam ini, hukumnya boleh (sah) jika syarat-syaratnya terpenuhi. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam jual beli jenis ini adalah: (1) Benda yang diperjual belikan suci dan dapat diambil manfaatnya. (2) Dapat diserahkan kepada pembeli. (3) Harus ada ijab dan qabul. Contoh ijab adalah pernyataan penjual atau wakilnya, “Aku menjual barang ini dengan harga segini.” Sedangkan contoh qabul adalah perkataan pembeli atau wakilnya, “Aku membeli barang ini dan menjadikannya sebagai milikku.” Atau kata-kata yang sejenis dengan keduanya.  

Contoh: Jual beli makanan atau yang barangnya ada di depan penjual dan pembeli yang sedang melakukan transaksi.

Kedua: Jual beli yang hanya disebutkan sifatnya dalam perjanjian. Sedangkan barangnya belum ada saat transaksi berlangsung. Jual beli semacam itu disebut Salm. Jual beli semacam ini hukumnya adalah boleh (sah), jika barang yang diserahkan kepada pembeli, sifat-sifatnya sesuai dengan apa yang telah disebutkan dalam perjanjian (saat transaksi).

Contoh: Seorang membeli (memesan) almari dari seorang tukang kayu dengan ciri-ciri/sifat-sifat yang disebutkan saat pemesanan. Jual beli dengan cara memesan semacam ini hukumnya sah, jika barang yang diserahkan kepada pembeli, sifat-sifatnya sesuai dengan sifat-sifat yang telah disepakati saat transaksi.

Ketiga: Jual beli barang yang tidak ada di depan penjual dan pembeli, dan tidak dapat dilihat keduanya saat transaksi. Jual beli semacam ini hukumnya tidak boleh (tidak sah).

Contohnya: Seseorang berkata kepada temannya, “Aku menjual buku kepadamu dengan harga Rp. 10.000.” Tapi bukunya tidak ada di depan keduanya, sedangkan sifat-sifatnya juga tidak disebutkan saat transaksi.”

Tidak sah hukumnya jul beli barang najis atau barang yang terkena najis dan tidak dapat disucikan. Contohnya adalah jual beli minum-minuman keras, atau jual beli minyak, air, dan cuka yang tercampur dengan najis. Begitu juga jual beli barang yang tidak ada manfaatnya. Contohnya adalah jual beli nyamuk, semut, kaki seribu, atau benda lainnya yang tidak ada manfaatnya.

Monday, February 17, 2020

Terjemah Matan Kitab Taqrib Bab Haji


Matan Kitab Taqrib Bab Haji
كِتَابُ اْلحَجِّ
Bab Haji
شُرُوْطُ وُجُوْبِ اْلحَجِّ
Syarat Wajib Haji
وَشَرَائِطُ وُجُوْبِ اْلحَجِّ سَبْعَةُ اَشْيَاءَ: اْلإِسْلَامُ، وَاْلبُلُوْغُ، وَاْلعَقْلُ وَاْلحُرِّيَّةُ، وَوُجُوْدُ الزَّادِ وَالرَّاحِلَةِ، وتَخْلِيَةُ الطَّرِيْقِ، وَإِمْكَانُ اْلمـَسِيْرِ
Syarat wajib haji ada tujuh: Islam, baligh, berakal, merdeka, memiliki bekal dan kendaraan, jalan dalam kondisi aman, serta memungkinkan mengadakan perjalanan.
أَرْكَانُ اْلحَجِّ
Rukun Haji
وَاَرْكَانُ اْلحَجِّ خَمْسَةٌ: اْلإِحْرَامُ مَعَ النِّيَّةِ، وَاْلوُقُوْفُ بِعَرَفَةَ، وَالطَّوَافُ بِاْلبَيْتِ، وَالسَّعْيُ بَيْنَ الصَّفَا وَاْلـمَرْوَةَ، وَاْلحَلْقُ
Rukun haji ada lima: Ihram disertai niat haji, wuquf di Arafah, tawaf mengelilingi Ka’bah, sa’i diantara Shafa dan Marwa, dan mencukur rambut kepala
أَرْكَانُ اْلعُمْرَةِ
Rukun Umrah
وَأَركْاَنُ اْلعُمْرَةِ أَرْبَعَةٌ: اْلإِحْرَامُ، وَالطَّوَافُ، وَالسَّعْيُ، وَالْحَلْقُ أَوِ التَّقْصِيْرُ فِي أَحَدِ اْلقَوْلَيْنِ
Rukun Umrah ada empat: Ihram, tawaf, sa’i, mencukur rambut atau memotongnya menurut salah satu pendapat.
وَاجِبَاتُ اْلحَجِّ
Wajib Haji
وَوَاجِبَاتُ الْحَجِّ غَيْرُ اْلأَرْكَانِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ: اْلإِحْرَامُ مِنَ اْلمـِيْقَاتِ، وَرَمْيُ اْلجِمَارِ الثَّلَاثِ، وَاْلحَلْقُ
Wajib haji – selain rukun – ada tiga: ihram dari miqat, melempar tiga jumrah, dan mencukur rambut kepala.
سُنَنُ اْلحَجِّ
Sunah-sunah Haji
وَسُنَنُ اْلحَجِّ سَبْعٌ: اْلإِفْرَادُ وَهُوَ تَقْدِيْمُ اْلحَجِّ عَلَى اْلعُمْرَةِ، وَالتَّلْبِيَةُ، وَطَوَافُ اْلقُدُوْمِ وَاْلمـَبِيْتُ بِمُزْدَلِفَةَ، وَرَكْعَتَا الطَّوَافِ، وَاْلـمَبِيْتُ بِمِنَى، وَطَوَافُ اْلوَدَاعِ
Sunah haji ada tujuh: ifrad, yaitu mendahulukan haji daripada umrah, talbiyah, thawaf qudum, mabit (bermalam) di Muzdalifah, mengerjakan salat sunah dua rakaat sebelum thawaf, mabit di Mina, dan mengerjakan thawaf wada’.
اْلإِحْرَامُ
Ihram
وَيُتَجَرَّدُ الرَّجُلُ عِنْدَ اْلإِحْرَامِ مِنَ اْلمـَخِيْطِ، وَيَلْبَسُ إِزَارَاً ورِدَاءً أَبْيَضَيْنِ
Saat mengerjakan ihram, lelaki tidak boleh memakai pakaian yang berjahit, dan memakai sarung dan selendang berwarna putih.

مَا يَحْرُمُ عَلَى اْلمُحْرِمِ
Hal-hal yang Diharamkan Bagi Orang yang Ihram
فصل: وَيَحْرُمُ عَلَى اْلـمُحْرِمِ عَشْرَةُ اَشْيَاءَ: لُبْسُ اْلـمَخِيْطِ، وَتَغْطِيَةُ الرَّأْسِ مِنَ الرَّجُلِ وَاْلوَجْهِ مِنَ اْلـمَرْأَةِ، وَتَرْجِيْلُ الشَّعْرِ، وَحَلْقُهُ، وَتَـقْلِيْمُ اْلأَظَافِرَ، وَالطِّيْبُ، وَقَتْلُ الصَّيْدِ، وَعَقْدُ النِّكَاحِ، وَاْلوَطْءُ، وَاْلـمُبَاشَرَةُ بِشَهْوَةٍ
Orang yang sedang berihram dilarang melakukan sepuluh perkara: memakai pakaian berjahit, menutup kepala bagi laki-laki dan menutup wajah bagi perempuan, menyisir rambut, mencukur rambut, memotong kuku, memakai parfum (wangi-wangian), membunuh binatang buruan, melaksanakan akad nikah, berjimak, dan bersentuhan yang disertai syahwat.
وَفِي جَمِيْعِ ذَلِكَ اْلفِدْيَةُ إِلَّا عَقْدَ النِّكَاحِ فَإِنَّهُ لَا يُنْعَقَدُ
Jika orang yang sedang berihram melanggar larangan-larangan tersebut maka dia wajib membayar fidyah, kecuali akad nikah. Jika orang yang sedang ihram melangsungkan akad nikah, dia tidak wajib membayar fidyah, tapi nikahnya tidak sah.
وَلَا يُفْسِدُهُ إِلَّا اْلوَطْءَ فِي اْلفَرْجِ
Ihram tidak rusak, kecuali dengan melakukan jimak di farji (kemaluan).
وَلَا يَخْرُجُ مِنْهُ بِاْلفَسَادِ
Orang yang sedang ihram tidak boleh keluar dari ihramnya, meskipun ihramnya telah rusak.
وَمَنْ فَاتَهُ اْلوُقُوْفُ بِعَرَفَةَ تَحَلَّلَ بِعَمَلِ عُمْرَةٍ، وَعَلَيْهِ اْلقَضَاءُ والهَدْيُ
Barangsiapa ketinggalan wuquf di Arafah maka dia harus tahallul untuk menyelesaikan umrah, dan dia harus mengqadha’ (mengulang hajinya) serta menyembelih binatang kurban.
وَمَنْ تَرَكَ رُكْنًا لَمْ يَحِلَّ مِنْ إِحْرَامِهِ حَتَّى يَأْتِيَ بِهِ. وَمَنْ تَرَكَ وَاجِبًا لَزِمَهُ الدَّمُ
Barangsiapa meninggalkan salah satu rukun maka dia tidak boleh tahallul untuk keluar dari ihramnya sampai dia melaksanakannya. Barangsiapa meninggalkan wajib haji maka dia harus membayar dam (denda).
وَمَنْ تَرَكَ سُنَّةً لَمْ يَلْزَمْهُ بِتَرْكِهَا شَيْءٌ
Barangsiapa meninggalkan sunah haji maka dia tidak diwajibkan melakukan apa pun.
الدِّمَاءُ اْلوَاجِبَةُ فِي اْلاِحْرَامِ
Dam (denda) yang Diwajibkan (kepada Orang yang Melakukan Pelanggaran) Saat Ihram
فصل: وَالدِّمَاءُ اْلوَاجِبَةُ فِي اْلإِحْرَامِ خَمْسَةُ اَشْيَاءَ
Dam (denda) yang wajib dibayar (karena melakukan pelanggaran) saat ihram, ada lima macam:
أَحَدُهَا: الدَّمُ اْلوَاجِبُ بِتَرْكِ نُسُكٍ، وَهُوَ عَلَى التَّرْتِيْبِ: شَاةٌ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ عَشَرَةِ أَيَّامٍ، ثَلَاثَةٌ فِي اْلحَجِّ وَسَبْعَةٌ إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ.
Yang pertama adalah: dam wajib (yang harus dibayar) karena meninggalkan manasik. Secara berurutan, denda tersebut adalah: (menyembelih) seekor kambing (domba). Jika tidak mendapatkan kambing maka berpuasa sepuluh hari, tiga hari saat haji dan tujuh hari jika sudah pulang ke rumah.
وَالثَّانِي: الدَّمُ اْلوَاجِبُ بِاْلحَلْقِ وَالتَّرَفُهِ، وَهُوَ عَلَى التَخْيِيْرِ: شَاةٌ أَوْ صَوْمُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ، أَوِالتَّصَدُّقُ بِثَلَاثَةِ آصَعٍ عَلَى سِتَّةِ مَسَاكِيْنَ
Yang kedua adalah: dam yang diwajibkan karena mencukur rambut kepala atau memakai wangi-wangian. Untuk denda jenis ini, seseorang dapat memilih antara menyembelih kambing, berpuasa selama tiga hari, atau bersedekah tiga sha’ (12 mud) makanan yang diberikan kepada enam orang miskin.
والثالث: الدَّمُ اْلوَاجِبُ بِإِحْصَارٍ، فَيتَحَلَّلُ وَيُهْدِيْ شَاةً
Yang ketiga adalah: dam yang diwajibkan karena terisolasi. Dalam kondisi seperti ini, orang yang berihram boleh bertahallul, tapi dia harus menyembelih seekor kambing.
والرابع: الدَّمُ اْلوَاجِبُ بِقَتْلِ الصَّيْدِ، وَهُوَ عَلَى التَّخْيِيْرِ: إِنْ كَانَ الصَّيْدُ مِمَّا لَهُ مِثْلٌ أَخْرَجَ اْلمِثْلَ مِنَ النَّعَمِ، أَوْ قَوَّمَهُ وَاشْتَرَى بِقِيْمَتِهِ طَعَامًا وَتَصَدَّقَ بِهِ، أَوْ صَامَ عَنْ كُلِّ مُدٍّ يَوْمًا.
وَإِنْ كَانَ الصَّيْدُ مِمَّا لَا مِثْلَ لَهُ أَخْرَجَ بِقِيْمَتِهِ طَعَامًا، أَوْ صَامَ عَنْ كُلِّ مُدٍّ يَوْمًا.
Yang keempat adalah: dam yang wajib dibayar karena membunuh binatang buruan. Jika binatang tersebut ada serupaannya, maka dia dapat mengeluarkan binatang buruan yang serupa dengannya, atau membeli makanan dengan harga binatang yang dibunuh, kemudian menyedekahkannya, atau berpuasa satu hari untuk setiap mud-nya.
Jika binatang buruan tersebut tidak ada yang serupaannya, maka dia membeli makanan dengan harga binatang yang dibunuh (lalu menyedekahkannya), atau berpuasa satu hari untuk setiap mud-nya.
والخامس: الدَّمُ اْلوَاجِبُ بِاْلوَطْءِ، وَهُوَ عَلَى التَّرْتِيْبِ: بَدَنَةٌ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْهَا فَبَقَرَةٌ ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْهَا فَسَبْعٌ مِنَ اْلغَنَمِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْهَا قُوِّمَ اْلبَدَنَةُ وَاشْتَرَى بِقِيْمَتِهَا طَعَامًا وَتَصَدَّقَ بِهِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ صَامَ عَنْ كُلِّ مُدٍّ يَوْمًا
Yang kelima adalah: dam yang diwajibkan karena berjimak. Secara urut, damnya adalah menyembelih badanah (onta betina). Jika tidak ada badanah (onta betina) maka sapi betina. Jika tidak ada maka tujuh kambing. Jika tidak ada maka badanah ditaksir harganya, kemudian harganya dibelikan makanan lalu disesedekahkan. Jika tidak ada, maka dengan berpuasa satu hari untuk setiap mudnya.
وَلَا يُجْزِئُهُ اْلهَدْيُ وَلَا اْلإِطْعَامُ إِلَّا بِاْلحَرَمِ، وَيُجْزِئُهُ  أنْ يَصُوْمَ حَيْثُ شَاءَ
Menyembelih binatang kurban atau bersedekah makanan hanya sah jika dilakukan di tanah haram. Sedangkan berpuasa, dia boleh melaksanakannya dimanapun dia suka.
وَلَا يَجُوْزُ قَتْلُ صَيْدِ اْلحَرَمِ وَلَا قَطْعُ شَجَرِهِ، وَاْلـمُحِلُّ والمـُحْرِمُ فِي ذَلِكَ سَوَاءٌ
Tidak boleh membunuh binatang buruan atau menebang tumbuh-tumbuhan tanah Haram. Hal ini berlaku bagi orang yang sudah bertahallul dan orang yang sedang berihram.



Saturday, March 17, 2018

Terjemah Matan Kitab Fathul Qorib Kitabus Shiyam (Bab Puasa)


Terjemah Matan Kitab Taqrib Kitab Shiyam (Bab Puasa)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, hari ini libur, sehingga memiliki kesempatan lagi untuk meng-update Terjemah Matan Kitab Fathul Qorib. Melanjutkan Terjemah Matan Kitab Fathul Qorib Kitab ZakatBagian II yang membahas tentang tema-tema:
1.     Zakat harta (hewan ternak) yang digabung menjadi satu
2.     Nishob emas dan perak
3.     Nishob hasil pertanian dan buah-buahan
4.     Menghitung nilai barang dagangan
5.     Zakat fitrah
6.     Orang-orang yang berhak menerima zakat
7.     Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat