Saturday, March 17, 2018

Terjemah Matan Kitab Fathul Qorib Kitabus Shiyam (Bab Puasa)


Terjemah Matan Kitab Taqrib Kitab Shiyam (Bab Puasa)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, hari ini libur, sehingga memiliki kesempatan lagi untuk meng-update Terjemah Matan Kitab Fathul Qorib. Melanjutkan Terjemah Matan Kitab Fathul Qorib Kitab ZakatBagian II yang membahas tentang tema-tema:
1.     Zakat harta (hewan ternak) yang digabung menjadi satu
2.     Nishob emas dan perak
3.     Nishob hasil pertanian dan buah-buahan
4.     Menghitung nilai barang dagangan
5.     Zakat fitrah
6.     Orang-orang yang berhak menerima zakat
7.     Orang-orang yang tidak berhak menerima zakat


Kali ini Rumah Muslimah akan menambahkan Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Shiyam. Tema-tema yang dibahas dalam Terjemah Kitab Fathul Qorib Bab Shiyam ini adalah sebagai berikut:
1.     Syarat wajib puasa
2.     Fardhu-fardhu puasa
3.     Hal-hal yang membatalkan puasa
4.     Hal-hal yang disunahkan bagi orang yang berpuasa
5.     Berpuasa pada hari raya Idul Fitri, Idul Adha, dan hari Tasyriq
6.     Hukum berjimak pada siang hari bulan Ramadhan
7.     Mengqadha’ puasa untuk orang yang telah meninggal dunia
8.     Mengerjakan puasa bagi wanita yang sedang hamil dan menyusui
9.     Mengerjakan puasa bagi orang yang sedang sakit atau musafir
10.  I’tikaf

كِتَابُ الصِّياَمِ
Bab Puasa
شُرُوْطُ وُجُوْبِ الصِّيَامِ
(Syarat Wajib Puasa)
Syarat wajib puasa ada tiga: Islam, baligh dan berakal, serta mampu berpuasa.
وَشَرَائِطُ وُجُوْبِ الصِّيَامِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ: اْلإِسْلَامُ، وَاْلبُلُوْغُ وَاْلعَقْلُ، وَاْلقُدْرَةُ عَلَى الصَّوْمِ.
فَرَائِضُ الصَّوْمِ
(Fardhu-fardhu Puasa)
Fardhu puasa ada empat: berniat, menahan diri dari makan dan minum, berjimak, dan muntah dengan sengaja.

وَفَرَائِضُ الصَّوْمِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ: النِّيَّةُ، وَاْلإِمْسَاكُ عَنِ اْلأَكْلِ وَالشُّرْبِ وَاْلجِمَاعِ، وَتَعَمُّدِ اْلقَيْءِ
مَا يُفْطِرُ بِهِ الصَّائِمُ
(Hal-hal yang membatalkan puasa)
Yang membatalkan puasa ada sepuluh perkara: Memasukkan sesuatu ke dalam tubuh dan kepala dengan sengaja, memasukkan sesuatu (obat) melalui dubur atau kemaluan, muntah dengan sengaja, melakukan jimak (dengan sengaja) di dalam farji, keluar mani karena mubasyarah (bersentuhan), haid, nifas, gila, dan murtad.
وَالَّذِيْ يُفْطِرُ بِهِ الصَّائِمُ عَشْرَةُ أَشْيَاءَ: مَا وَصَلَ عَمْدًا اِلَى اْلجَوْفِ وَالرَّأْسِ، وَاْلحُقْنَةُ فِي أَحَدِ السَّبِيْلَيْنِ، وَاْلقَيْءُ عَمْدًا، وَاْلوَطْءُ عَمْدًا فِي اْلفَرْجِ، وَاْلإِنْزَالُ عَنْ مُبَاشَرَةٍ، وَاْلحَيْضُ، وَالنِّفَاسُ، وَاْلجُنُوْنُ، وَالرِّدَّةُ.
مَا يُسْتَحَبُّ لِلصَّائِمِ
(Hal-hal yang disunahkan bagi orang yang berpuasa)
Disunahkan tiga hal saat berpuasa: segera berbuka puasa (saat waktu maghrib tiba), mengakhirkan sahur, dan menghindari kata-kata kotor.
وَيُسْتَحَبُّ فِي الصَّوْمِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ: تَعْجِيْلُ اْلفِطْرِ، وَتَأْخِيْرُ السَّحُوْرِ، وَتَرْكُ الهُجْرِ مِنَ اْلكَلَامِ.
صِيَامُ اْلعِيْدَيْنِ وَالتَّشْرِيْقِ
(Berpuasa pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha dan hari Tasyriq)
Diharamkan berpuasa pada lima hari: di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, serta pada tiga hari tasyriq. Makruh hukumnya berpuasa pada hari syakk, kecuali jika bertepatan dengan kebiasaan seseorang.
ويَحْرُمُ صِيَامُ خَمْسَةِ أَيَّامٍ: اْلعِيْدَانِ، وَأَيَّامُ التَّشْرِيْقِ الثَّلَاثَةُ. وَيُكْرَهُ صَوْمُ يَوْمِ الشَّكِّ إِلَّا أَنْ يُوَافِقَ عَادَةً لَهُ.
حُكْمُ اْلجِمَاعِ فِي نَهَارِ رَمَضَانَ
(Hukum berjimak pada siang hari bulan Ramadhan)
Barang siapa melakukan jimak di farji dengan sengaja pada siang hari bulan Ramadhan, maka dia harus mengqadha’ puasanya serta membayar kafarat, yaitu memerdekakan budak mukmin. Jika tidak ada budak perempuan mukmin, maka dia harus berpuasa dua bulan berturut-turut (berkesinambungan). Jika tidak mampu berpuasa dua bulan berturut-turut, maka harus memberi makan 60 orang miskin, masing-masing orang satu mud.
وَمَنْ وَطِئَ فِي نَهَارِ رَمَضَانَ عَامِدًا فِي الفَرْجِ فَعَلَيْهِ اْلقَضَاءُ وَاْلكَفَّارَةُ، وَهِيَ:عِتْقُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ سِتِّيْنَ مِسْكِيْنًا لِكُلِّ مِسْكِيْنٍ مُدٌّ.
قَضَاءُ الصَّوْمِ عَنِ اْلمَيِّتِ
(Mengqadha’ puasa untuk orang yang telah meninggal dunia)
Barangsiapa meninggal dunia dan dia masih mempunyai hutang puasa, maka keluarganya/kerabatnya harus mewakilinya memberi makan fakir miskin, untuk setiap hari (yang ditinggalkan) besarnya satu mud. Orang tua (jompo) yang tidak mampu berpuasa, boleh tidak berpuasa. Akan tetapi, dia harus memberi makan fakir miskin sebanyak satu mud untuk setiap (satu) hari puasa yang ditinggalkan.
وَمَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامُ مِنْ رَمَضَانَ أُطْعِمَ عَنْهُ لِكُلِّ يَوْمٍ مُدٌّ. وَالشَّيْخُ إِنْ عَجَزَ عَنِ الصَّوْمِ يُفْطِرُ وَيُطْعِمُ عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مُدًّا.
صَوْمُ اْلحَامِلِ وَاْلمُرْضِعِ
(Mengerjakan puasa bagi wanita hamil dan menyusui)
Wanita yang sedang hamil dan menyusui, jika takut dengan keselamatan jiwanya, maka keduanya boleh tidak berpuasa, tetapi harus mengqadha’nya. Jika keduanya tidak berpuasa karena mengkhawatirkan keselamatan anaknya, maka keduanya boleh tidak berpuasa, tetapi keduanya wajib mengqadha puasanya dan membayar kafarat, setiap hari sebesar 1 mud, yaitu 1,3 kati Irak.
وَاْلحَامِلُ وَاْلمـُرْضِعُ إِنْ خَافَتَا عَلَى أَنْفُسِهِمَا أَفْطَرَتَا وَعَلَيْهِمَا اْلقَضَاءُ، وَإِنْ خَافَتَا عَلَى أَوْلَادِهِمَا أَفْطَرَتَا وَعَلَيْهِمَا اْلقَضَاءُ وَاْلكَفَّارَةُ عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مُدٌّ، وَهُوَ رِطْلٌ وَثُلُثٌ بِاْلعِرَاقِي.
صَوْمُ اْلمَرِيْضِ وَاْلمُسَافِرِ
(Puasa bagi orang yang sedang sakit dan musafir)
Orang yang sedang sakit dan orang yang sedang dalam perjalanan jauh, boleh tidak berpuasa, namun keduanya wajib mengqadha’ puasanya.
وَاْلمـَرِيْضُ وَاْلـمُسَافِرُ سَفَرًا طَوِيْلًا يُفْطِرَانِ وَيَقْضِيَانِ.
اْلاِعْتِكَافُ
(I’tikaf)
I’tikaf hukumnya sunnah mustahabbah. Syarat i’tikaf ada dua: berniat dan berdiam diri di masjid. 

Orang yang mengerjakan i’tikaf karena bernadzar tidak boleh keluar dari masjid, kecuali sebatas untuk memenuhi kebutuhan, ada udzur karena haid, atau sakit yang membuatnya tidak mungkin melanjutkan i’tikaf.

I’tikaf batal karena melakukan jimak.
فصل: وَاْلاِعْتِكَافُ سُنَّةٌ مُسْتَحَبَّةٌ، وَلَهُ شَرْطَانِ: النِّيَّةُ، وَاللُّبْثُ فِي اْلـمَسْجِدِ.
 وَلَا يَخْرُجُ مِنَ اْلاِعْتِكَافِ الـمَنْذُوْرِ إِلَّا لِحَاجَةِ اْلإِنْسَانِ، أَوْ عُذْرٍ مِنْ حَيْضٍ، أَوْ مَرَضٍ لَا يُمْكِنُ المـُقَامُ مَعَهُ.
وَيَبْطُلُ بِاْلوَطْءِ.

Itulah Terjemah Matan Kitab Fathul Qorib Bab Puasa yang dapat kami persembahkan kali ini. Insya Allah akan kami sambung dengan Terjemah Matan Kitab Fathul Qorib Bab Haji. Kami menyadari, manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Oleh karena itu, saran, pertanyaan, dan kritik Anda kami tunggu melalui komentar di bawah postingan ini, atau melalui email.
Jika Anda ingin selalu mengikuti update Terjemah Matan Kitab Fathul Qorib ini, Anda dapat menyukai dan mengikuti blog ini serta meng-add google plus atau facebook kami.
Untuk membaca Terjemah Kitab Fathul Qorib yang lain, Anda dapat membuka KATEGORI Terjemah Kitab FathulQorib yang ada di bagian kiri blog ini, atau DI SINI, lalu memilih Bab yang Anda inginkan. Terimakasih.
Jangan lupa untuk membantu meng-share atau membagikan Terjemah Kitab Fathul Qorib ini kepada teman-teman Anda di media sosial, agar manfaatnya dapat dirasakan orang banyak. Semoga terjemah Matan Kitab Fathul Qorib Kitab Shiyam ini bermanfaat bagi kita semua, baik di dunia maupun di akhirat. Amin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh





18 comments:

  1. Orang istihadhoh berpuasa sunnah apakah boleh

    ReplyDelete
  2. Orang istihadhoh berpuasa sunnah apakah boleh

    ReplyDelete