Tuesday, May 25, 2021

TERJEMAH FATHUL QORIB BAB MUAMALAH (DEVINISI BARANG RIBAWI, KOMODITI YANG TERMASUK BARANG RIBAWI, DAN SYARAT-SYARAT TRANSAKSI BARANG RIBAWI)

 

DEVINISI BARANG RIBAWI, KOMODITI YANG TERMASUK BARANG RIBAWI, DAN SYARAT-SYARAT TRANSAKSI BARANG RIBAWI



(Pasal) Riba itu berlaku pada emas, perak, dan makanan.

فَصْلٌ: وَالرِّبَا فِي الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَاْلمَطْعُوْمَاتِ.

Tidak boleh jual beli (tukar-menukar) emas dengan emas, perak dengan perak, kecuali sepadan dan kontan

وَلَا يَجُوْزُ بَيْعُ الذَّهَبِ بِالذَّهَبِ، وَلَا الْفِضَّةِ كَذَلِكَ إِلَّا مُتَمَاثِلًا نَقْدًا

Tidak boleh menjual barang sesuatu yang dibeli, sampai barang tersebut dia terima (berada dalam kekuasaannya secara penuh)

وَلَا بَيْعُ مَا ابْتَاعَهُ حَتَّى يَقْبِضَهُ

Tidak boleh menjual daging dengan hewan

وَلَا بَيْعُ اللَّحْمِ بِالْحَيَوَانِ

Boleh menjual emas  dengan perak yang tidak sama berat, tapi secara kontan

وَيَجُوْزُ بَيْعُ الذَّهَبِ بِالْفِضَّةِ مُتَفَاضِلًا نَقْدًا

Begitu juga makanan. Tidak boleh menjual salah satu jenis makanan dengan makanan lain yang sejenis, kecuali sebanding dan secara kontan

وَكَذَلِكَ الْمَطْعُوْمَات لَا يَجُوْزُ بَيْعُ الْجِنْسِ مِنْهَا بِمِثْلِهِ إِلَّا مُتَمَاثِلًا نَقْدًا

Namun boleh menjual salah satu jenis makanan dengan jenis makanan yang lain yang tidak sebanding, selama dilakukan secara kontan

وَيَجُوْزُ بَيْعُ الْجِنْسِ مِنْهَا بِغَيْرِهِ مُتَفَاضِلًا نَقْدًا

Tidak boleh menjual barang yang tidak jelas (mengandung unsur penipuan)

وَلَا يَجُوْزُ بَيْعُ الغـَرَرِ

 

Definisi Barang Ribawi:

Barang ribawi adalah barang yang apabila dipertukarkan atau diperjualbelikan tidak sesuai dengan ketentuan syariat, maka akan menyebabkan riba.

Komoditi yang termasuk barang ribawi:

وَالرِّبَا فِي الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَاْلمَطْعُوْمَاتِ.

Berdasarkan teks di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak semua komoditi termasuk dalam kategori barang ribawi. Barang ribawi hanya berlaku pada emas dan perak, dan bahan makanan.

Secara umum, ada dua jenis barang ribawi:

Pertama: emas dan perak. Illat-nya ( sebab hukumnya ) adalah: karena berupa barang berharga/memiliki nilai tinggi.

Kedua: Gandum, beras, dan kurma. Illatnya adalah: berupa makanan, bisa ditakar dan ditimbang.

Selain emas, perak dan makanan, seperti bahan bangunan, perabotan rumah tangga, kendaraan, dsb., tidak dikategorikan sebagai barang ribawi sehingga dapat dipertukarkan atau diperjualkan dengan bebas, tanpa harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang harus terpenuhi pada barang ribawi.

Syarat-sayarat transaksi (tukar-menukar atau jual-beli) barang ribawi:

وَيَجُوْزُ بَيْعُ الذَّهَبِ بِالْفِضَّةِ مُتَفَاضِلًا نَقْدًا، وَكَذَلِكَ الْمَطْعُوْمَات لَا يَجُوْزُ بَيْعُ الْجِنْسِ مِنْهَا بِمِثْلِهِ إِلَّا مُتَمَاثِلًا نَقْدًا

Jika barang-barang ribawi yang diperjual-belikan atau dibarter memiliki jenis dan illat hukum yang sama, maka harus memenuhi dua syarat berikut ini:

Syarat Pertama: Mutamastilan (Sepadan)

Barang yang menjadi objek barter harus sepadan atau sama jumlah dan takarannya, meskipun mutu kedua barang tidak sama.

Contoh:

Umar ingin menukarkan emas 18 karat yang dia miliki dengan emas 24 karat milik Amir. Sesuai dengan syarat Mutamatsilan, maka kedua barang harus sama jumlah dan takarannya. Misalnya, sama-sama 20 gram. Jika salah satu ada yang lebih banyak, emas 18 karat seberat 25 gram ditukar dengan emas 24 karat seberat 20 gram, maka terjadi riba fadhl.

Syarat Kedua: Naqdan (Kontan)

Transaksi barang-barang ribawi harus dilakukan secara kontan (tunai). Dengan kata lain, penyerahan barang yang dibarterkan harus dilakukan pada saat akad  dan tidak boleh ditunda setelah akad atau setelah kedua belah pihak yang mengadakan tranksaksi barter berpisah.

Contoh:

2 kg beras baru ingin ditukar dengan 2 kg beras lama. Agar transaksi sah dan tidak termasuk riba, maka kedua barang harus diserahkan pada saat transaksi. Jika salah satu barang atau sebagian darinya ditunda penyerahannya, misalnya 2 kg beras lama diserahkan saat transaksi, sedangkan 2 kg beras baru diserahkan satu hari kemudian, maka transaksinya tidak sah.

Jika barang-barang ribawi yang diperjual-belikan atau dibarter memiliki illat yang sama, namun jenisnya berbeda, maka syaratnya hanya satu, yaitu: Naqdan (Tunai)

Contohnya: menukar emas dengan perak, menukar emas dengan uang, menukar uang rupiah dengan uang dolar, menukar beras dengan kurma, menukar jagung dengan gandum, dan yang lainnya. Artinya, jika emas ditukar dengan perak, maka kadarnya boleh berbeda, tetapi harus tunai (langsung di mejelis akad dan tidak boleh ditunda). Dengan demikian, jika ada seseorang menukarkan 10 gram emas dengan 50 gram perak, maka tansaksi yang dia lakukan hukumnya sah, asalkan dilakukan secara tunai atau barang diserahterimakan pada saat transaksi.

No comments:

Post a Comment