Thursday, March 18, 2021

Terjemah Fathul Qorib Bab Jual Beli dan Muamalah

KITABU AHKAMIL BUYU'I WA GHAIRIHA MINAL MU'AMALAATI 


MACAM-MACAM JUAL BELI


Jual beli itu ada tiga macam:

الْبُيُوْعُ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ:

Jual beli benda yang kelihatan, maka hukumnya boleh.

بَيْعُ عَـيْنٍ مُشَاهَدَةٍ فَجَائِزٌ.

Jual beli yang disebutkan sifatnya saja dalam perjanjian, maka hukumnya adalah boleh, jika sifat yang ada pada barang, sesuai dengan apa yang telah disebutkan dalam perjanjian.

وَبَيْعُ شَيْءٍ مَوْصُوْفٍ فِي الذِمَّةِ فَجَائِزٌ إِذَا وُجِدَتِ الصِّفَةُ عَلَى مَا وُصِفَ بِهِ.

Jual beli yang tidak ada dan tidak dapat dilihat, maka hukumnya tidak boleh.

وَبَيْعُ عَيْنٍ غَائِبَةٍ لَمْ تُشَاهَدْ فَلَا يَجُوْزُ.

Sah hukumnya menjual benda suci yang dapat diambil manfaatnya dan dapat dimiliki.

وَيَصِحُّ بَيْعُ كُلِّ طَاهِرٍ مُنْتَفَعٍ بِهِ مَمْلُوْكٍ.

Sedangkan menjual benda yang najis dan benda yang tidak ada manfaatnya, hukumnya tidak sah.

وَلَا يَصِحُّ بَيْعُ عَيْنٍ نَجِسَةٍ، وَلَا مَا لَا مَنْفَعَةَ فِيْهِ.

 

Penjelasan tentang Macam-macam jual beli:

Pertama: Jual beli benda yang ada di depan pihak-pihak yang sedang melakukan transaksi jual beli.

Jual beli semacam ini, hukumnya boleh (sah) jika syarat-syaratnya terpenuhi. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam jual beli jenis ini adalah: (1) Benda yang diperjual belikan suci dan dapat diambil manfaatnya. (2) Dapat diserahkan kepada pembeli. (3) Harus ada ijab dan qabul. Contoh ijab adalah pernyataan penjual atau wakilnya, “Aku menjual barang ini dengan harga segini.” Sedangkan contoh qabul adalah perkataan pembeli atau wakilnya, “Aku membeli barang ini dan menjadikannya sebagai milikku.” Atau kata-kata yang sejenis dengan keduanya.  

Contoh: Jual beli makanan atau yang barangnya ada di depan penjual dan pembeli yang sedang melakukan transaksi.

Kedua: Jual beli yang hanya disebutkan sifatnya dalam perjanjian. Sedangkan barangnya belum ada saat transaksi berlangsung. Jual beli semacam itu disebut Salm. Jual beli semacam ini hukumnya adalah boleh (sah), jika barang yang diserahkan kepada pembeli, sifat-sifatnya sesuai dengan apa yang telah disebutkan dalam perjanjian (saat transaksi).

Contoh: Seorang membeli (memesan) almari dari seorang tukang kayu dengan ciri-ciri/sifat-sifat yang disebutkan saat pemesanan. Jual beli dengan cara memesan semacam ini hukumnya sah, jika barang yang diserahkan kepada pembeli, sifat-sifatnya sesuai dengan sifat-sifat yang telah disepakati saat transaksi.

Ketiga: Jual beli barang yang tidak ada di depan penjual dan pembeli, dan tidak dapat dilihat keduanya saat transaksi. Jual beli semacam ini hukumnya tidak boleh (tidak sah).

Contohnya: Seseorang berkata kepada temannya, “Aku menjual buku kepadamu dengan harga Rp. 10.000.” Tapi bukunya tidak ada di depan keduanya, sedangkan sifat-sifatnya juga tidak disebutkan saat transaksi.”

Tidak sah hukumnya jul beli barang najis atau barang yang terkena najis dan tidak dapat disucikan. Contohnya adalah jual beli minum-minuman keras, atau jual beli minyak, air, dan cuka yang tercampur dengan najis. Begitu juga jual beli barang yang tidak ada manfaatnya. Contohnya adalah jual beli nyamuk, semut, kaki seribu, atau benda lainnya yang tidak ada manfaatnya.

No comments:

Post a Comment