Sunday, June 27, 2021

TERJEMAH KITAB TAQRIB BAB KHIYAR, MACAM-MACAM KHIYAR, HUKUM MENJUAL BUAH-BUAHAN YANG MASIH MUDA, DAN MELAKUKAN BARTER BARANG MAKANAN YANG MASIH BASAH

TERJEMAH KITAB TAQRIB BAB KHIYAR DALAM JUAL BELI, MACAM-MACAM KHIYAR, HUKUM MENJUAL BUAH-BUAHAN YANG MASIH MUDA, DAN MELAKUKAN BARTER BARANG MAKANAN  YANG MASIH BASAH


Khiyar

(Hak Penjual dan Pembeli untuk Melanjutkan Transaksi atau Membatalkannya)

Dua orang yang melakukan transaksi jual beli (penjual dan pembeli) memiliki hak khiyar (memilih antara melanjutkan transaksi atau membatalkannya) selama keduanya belum berpisah

فَصْلٌ: وَاْلمـُتَبَايِعَانِ  بِالْخِيَارِ مَالَمْ يَتَفَرَّقَا

Keduanya boleh memberi syarat khiyar hingga tiga hari.

وَلَُهمَا أَنْ يَشْتَرِطَا الخَيَارَ إلى ثَلَاثَةِ أَيَّّام

Jika ditemukan suatu cacat pada barang yang dijual, maka pembeli boleh mengembalikannya kepada penjual.

وَإِذَا وُجِدَ بِالمَبِيْعِ عَيْبٌ فَلِلْمُشْتَرِيْ رَدُّهُ.

Tidak boleh sama sekali menjual buah-buahan, kecuali setelah benar-benar terlihat baiknya.

وَلَا يَجُوْزُ بَيْعُ الثَّمْرَةَ مُطْلَقًا إِلَّا بَعْدَ بُدُوِّ صَلَاحِهَا

Dan tidak boleh menjual barang yang di dalamnya (berlaku hukum) riba dengan sejenisnya, dalam keadaan basah, kecuali air susu.

وَلَا بَيْعُ مَا فِيْهِ الرِّبَا بِجِنْسِهِ رَطَبًا إِلَّا اللَّبَنَ.

 Setidaknya ada tiga kesimpulan hukum yang dapat diambil dari penggalan teks fathul qorib di atas:


1.     1. Khiyar, macam-macam khiyar, dan konsekuensinya  

2.     2. Hukum menjual buah-buahan

3.     3. Tidak boleh menjual barang ribawi dengan sejenisnya dalam keadaan basah, kecuali air susu.

Khiyar:

Khiyar menurut bahasa artinya memilih yang terbaik. Sedangkan menurut istilah, khiyar adalah: memilih antara melangsungkan transaksi jual beli atau membatalkannya atas dasar pertimbangan yang matang dari kedua belah pihak.

Macam-macam Khiyar:

Berdasarkan penggalan teks Kitab Fathul Qorib diatas, Khiyar ada tiga macam, yaitu:

1.     Pertama: Khiyar Majlis

Adalah hak untuk memilih melanjutkan transaksi jual beli atau membatalkannya sebelum penjual dan pembeli berpisah dari tempat bertransaksi.

Khiyar majlis ini diisyaratkan mushannif dalam qaulnya,

والمتبايعان بالخِيَار ما لم يتفرقا

2.    Kedua: Khiyar Syarat

Adalah khiyar yang dijadikan syarat saat transaksi jual beli. Dengan kata lain, pembeli atau penjual boleh memilih antara meneruskan atau membatalkan transaksi jual beli, selama persyaratan itu belum dibatalkan dalam kurun waktu dua atau tiga hari.

Khiyar syarat ini diisyaratkan mushannif melalui qaulnya,

ولهما أن يشترطا الخَيَار إلى ثلاثة أيام

3.     Ketiga: Khiyar Aib

Adalah untuk memilih melanjutkan transaksi jual beli atau membatalkannya jika terdapat aib atau cacat pada barang yang dijual.

Khiyar ‘Aib ini diisyaratkan mushannif dalam qaulnya,

وإذا وُجِدَ بالمَبِيع عيب فللمشتري رَدُّه.

Hukum Menjual buah-buahan yang masih di atas pohon dan belum layak konsumsi:

ولا يجوز بيع الثمرة مطلقا إلا بعد بُدُوِّ صلاحِهَا

Berdasarkan qaul mushannif tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak boleh hukumnya menjual buah buahan yang masih berada di atas pohon, tanpa memotong pohonnya, kecuali setelah terlihat jelas kelayakan buah tersebut. Buah yang tidak bisa berubah warnanya, dianggap layak jika buah tersebut telah sampai pada keadaan yang layak untuk dimakan berdasarkan kebiasaan. Misalnya, tebu rasanya sudah manis, buah delima sudah matang, dan buah tin teksturnya sudah lentur. Sedangkan buah yang warnanya dapat berubah, maka ia dianggap layak jika buah tersebut sudah berwarna merah atau hitam atau kuning.

Hukum menjual (barter) barang ribawi dengan sejenisnya saat ia masih dalam keadaan basah:

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya (Bab Riba), bahwa bahan makanan termasuk barang ribawi. Oleh karena itu, tidak boleh melakukan barter makanan dengan makanan lain yang sejenis saat barang tersebut masih basah. Kenapa dilarang? Sebab, dalam jual beli (barter) bahan makanan dengan makanan yang lain, disyaratkan sepadan. Sedangkan saat bahan makanan masih dalam kondisi basah, tidak dapat dipastikan apakah kedua makanan yang dibarter tersebut sepadan atau tidak.  

Namun ada bahan makanan yang boleh dibarter dengan bahan makanan yang lain, meskipun dalam kondisi basah, yaitu air susu. Sebab, air susu tidak dapat berubah menjadi kering dengan sendirinya (secara alami).

ولا بيع ما فيه الربا بجنسه رَطبا إلا اللَّبن

Dan tidak boleh menjual barang yang di dalamnya (berlaku hukum) riba dengan sejenisnya, dalam keadaan basah, kecuali air susu.

 

Wallahu A’lam Bis Shawab

11 comments: