Friday, January 19, 2018

Terjemah Kitab Taqrib Kitab Shalat (Bab Salat) Bagian III

Terjemah Matan Kitab Fathul Qorib
Terjemah Kitab Fathul Qorib Kitab Shalat Bagian III
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, setelah sekian lama tidak memiliki kesempatan untuk update Terjemah Kitab Fathul Qorib sejak akhir tahun 2017 lalu, akhirnya hari ini mempunyai kesempatan untuk meng-update Terjemah Matan Kitab fathul Qorib. Melanjutkan Terjemah Matan KitabFathul Qorib Kitab Shalat Bagian II yang membahas tentang tema-tema:
1.     Perbedaan shalat kaum laki-laki dengan shalat kaum perempuan

2.     Hal-hal yang membatalkan shalat
3.     Jumlah rakaat shalat-shalat fardhu
4.     Perkara-perkara yang ditinggalkan saat shalat
5.     Waktu-waktu yang tidak boleh digunakan untuk mengerjakan shalat, selain shalat yang ada sebabnya,
Kali ini kami akan menambahkan Terjemah Kitab Fathul Qorib Kitab Shalat Bagian III. Tema-tema yang dibahas dalam Terjemah Kitab Fathul Qorib Kitab Shalat Bagian III ini adalah tentang macam-macam shalat, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.     Shalat berjamaah
2.     Shalat musafir (shalat orang yang sedang dalam perjalanan jauh)
3.     Shalat Jumat
4.     Shalat Idul Fitri dan Idul Adha
5.     Shalat gerhana matahari dan bulan
6.     Shalat istisqa’
7.     Shalat Khauf (Saat saat dalam kondisi ketakutan)

صَلَاةُ اْلجَمَاعَةِ
(Shalat Berjamaah)
فصل: وَصَلَاةُ اْلجَمَاعَةِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ
Pasal. Shalat berjamaah hukumnya sunah muakad
وَعَلَى اْلمـَأْمُوْمِ أَنْ يَنْوِيَ اْلاِئْتِمَامَ دُوْنَ اْلإِمَام
Seorang makmum harus berniat menjadi makmum, sedangkan imam tidak harus (berniat menjadi imam)
وَيَجُوْزُ أَنْ يَأْتَمَّ اْلحُرُّ بِاْلعَبْدِ، وَاْلبَالِغُ باِلْمُرَاهِقِ
Orang yang merdeka boleh menjadi makmum (shalat di belakang) budak, dan orang yang baligh boleh menjadi makmum anak-anak.
وَلَا تَصِحُّ قُدْوَةُ رَجُلٍ بِامْرَأَةٍ، وَلَا قَارِئٍ بِأُمِّيٍّ
Tidak sah shalat lelaki yang menjadi makmum wanita. Tidak sah juga orang yang bisa membaca jika menjadi makmum bagi orang yang tidak bisa membaca
وَأَيُّ مَوْضِعٍ صَلَّى فِي اْلمـَسْجِدِ بِصَلَاةِ اْلإِمَامِ فِيْهِ، وَهُوَ عَالِمٌ بِصَلَاتِهِ أَجْزَأَهُ مَا لَمْ يَتَقَدَّمْ عَلَيْهِ
Di bagian mana saja seorang makmum mengerjakan shalat di dalam masjid untuk mengikuti imam, sedangkan di tahu shalat imam, maka shalat jamaahnya sah, selama posisinya tidak di depan imam.
وَإِنْ صَلَّى فِي اْلمـَسْجِدِ وَاْلمـَأْمُوْمُ خَارِجُ اْلمـَسْجِدِ قَرِيْبًا مِنْهُ وَهُوَ عَالِمٌ بِصَلَاتِهِ، وَلَا حَائِلٌ هُنَاكَ جَازَ
Jika imam shalat di dalam masjid, sedangkan makmum berada di luar masjid, tetapi dekat dengannya dan dia tahu shalat imam dan tidak ada penghalang antara dia dan imam, maka shalatnya sah
صَلَاةُ المُسَافِرِ
(Shalat Musafir)
فصل: وَيَجُوْزُ لِلْمُسَافِرِ قَصْرُ الصَّلَاةِ الرُّبَاعِيَّةِ بِخَمْسِ شَرَائِطَ
Pasal. Seorang musafir boleh mengqashar shalat empat rakaat dengan lima syarat
أَنْ يَكُوْنَ سَفَرُهُ فِي غَيْرِ مَعْصِيَةٍ.
Safarnya bukan untuk maksiat
وَأَنْ تَكُوْنَ مَسَافَتُهُ سِتَّةَ عَشَرَ فَرْسَخًا
Jaraknya 16 farsakh
وَأَنْ يَكُوْنَ مُؤَدِّيًا لِلصَّلَاةِ الرُّبَاعِيَّةِ
Dia sedang mengerjakan shalat empat rakaat
وَأَنْ يَنْوِيَ الْقَصْرَ مَعَ اْلِإحْرَامِ
Berniat mengqashar shalat saat takbiratul ihram
وَأَنْ لَا يَأْتَمَّ بِمُقِيْمٍ
Tidak shalat di belakang orang yang sedang muqim
وَيَجُوْزُ لِلْمُسَافِرِ أَنْ يَجْمَعَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَاْلعَصْرِ فِي وَقْتِ أَيِّهِمَا شَاءَ، وَبَيْنَ الْمَغْرِبِ وَاْلعِشَاءِ فِي وَقْتِ أَيِّهِمَا شَاءَ
Seorang musafir boleh manjamak shalat zuhur dengan asar pada waktu yang dia sukai (di waktu zuhur atau ashar), menjamak shalat maghrib dan isyak pada waktu yang dia sukai
وَيَجُوْزُ لِلْحَاضِرِ فِي اْلمَطَرِ أَنْ يَجْمَعَ بَيْنَهُمَا فِي وَقْتِ اْلأُوْلَى مِنْهُمَا
Pada saat hujan deras, orang yang tidak sedang bepergian boleh menjamak dua shalat di waktu yang dia sukai
صَلَاةُ اْلجُمُعَةِ
(Shalat Jumat)
فَصْلٌ: وَشَرَاِئِطُ وُجُوْبِ الْجُمْعَةِ سَبْعَةُ أَشْيَاءَ
Pasal. Syarat wajib shalat Jumat ada 7
اْلإِسْلَامُ ،وَاْلبُلُوْغُ ،وَاْلعَقْلُ، وَالْحُرِّيَّةُ، وَالذُّكُوْرِيَّةُ، وَالصِّحَّةُ، وَاْلِاسْتِيْطَانُ
Islam, baligh, berakal, merdeka, laki-laki, sehat, dan menetap
وَشَرَاِئِطُ فِعْلِهَا ثَلَاثَةٌ
Syarat pelaksanaan shalat Jumat ada tiga
أَنْ يَكُوْنَ الْبَلَدُ مِصْرًا أَوْ قَرْيَةً، وَأَنْ يَكُوْنَ الْعَدَدُ أَرْبَعِيْنَ مِنْ أَهْلِ الْجُمُعَةِ، وَأَنْ يَكُوْنَ الْوَقْتُ بَاقِيًا
Daerah tempat pelaksanaan shalat Jumat itu kota atau desa, jumlah jamaahnya minimal 40 orang yang sudah berkewajiban mengerjakan shalat Jumat, masih ada sisa waktu untuk mengerjakannya
فَإِنْ خَرَجَ اْلوَقْتُ أَوْ عُدِمَتِ الشُّرُوْطُ صُلِّيَتْ ظُهْرًا
Jika waktunya sudah habis atau syarat untuk melaksanakan shalat Jumat tidak terpenuhi maka harus dilakukan shalat zuhur.
وَفَرَائِضُهَا ثَلَاثَةٌ:
Fardhu shalat Jumat ada tiga:
خُطْبَتَانِ يَقُوْمُ فِيْهِمَا وَيَجْلِسُ بَيْنَهُمَا، وَأَنْ تُصَلَّى رَكْعَتَيْنِ فِي جَمَاعَةٍ
Dua khutbah yang dilaksanakan dengan berdiri, duduk diantara dua khutbah, dan mengerjakan shalat Jumat dua rakaat
وَهَيْآتُهَا أَرْبَعُ خِصَالٍ
Haiat shalat Jumat ada 4 macam
الْغُسْلُ وَتَنْظِيْفُ الْجَسَدِ، وَلُبْسُ الثِّيَابِ الْبِيْضِ، وَأَخْذُ الظُّفْرِ، وَالطِّيْبُ
Mandi dan membersihkan tubuh, memakai pakaian putih, memotong kuku, dan memakai wangi-wangian
وَيُسْتَحَبُّ الإِنْصَاتِ فِي وَقْتِ الْخُطْبَةِ
Disunahkan diam pada saat khutbah
وَمَنْ دَخَلَ وَاْلِإمَاُم يَخْطَبُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ خَفِيْفَتَيْنِ ثُمَّ يَجْلِسُ
Barangsiapa datang (masuk masjid) saat imam berkhutbah maka dia mengerjakan shalat (tahiyyatul masjid) dua rakaat secukupnya kemudian duduk
صَلَاةُ الْعِيْدَيْنِ
(Shalat Idul Fitri dan Idul Adha)
فَصْلٌ: وَصَلَاةُ الْعِيْدَيْنِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ ،وَهِيَ رَكْعَتَانِ يُكَبِّرُ فِي الْأُوْلَى سَبْعًا سِوَى تَكْبِيْرَةِ الْإِحْرَامِ، وَفِي الثَّانِيَةِ خَمْسًا سِوَى تَكْبِيْرَةِ الْقِيَامِ
Pasal. Shalat Idul Fitri dan Idul Adha hukumnya sunah muakkad. Ia terdiri dari dua rakaat, dengan takbir tujuh kali selain takbiratul ihram pada rakaat pertama, sedangkan pada rakaat kedua dengan takbir lima kali selain takbir bangun dari sujud.
وَيَخْطُبُ بَعْدَهَا خُطْبَتَيْنِ يُكَبِّرُ فِي الْأُوْلَى تِسْعًا وَفِي الثَّانِيَةِ سَبْعًا . وَيُكَبِّرُ مِنْ غُرُوْبِ الشَّمْسِ مِنْ لَيْلَةِ الْعِيْدِ إِلَى أَنْ يَدْخُلَ الْإِمَامِ فِي الصَّلَاةِ
Setelah shalat dilanjutkan khutbah dua kali, dengan takbir sebanyak sembilan kali pada rakaat pertama, dan tujuh kali pada rakaat kedua. Disunahkan mengumandangkan takbir sejak terbenamnya matahari pada malam hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, sampai imam bersiap mengerjakan shalat.
وَفِي اْلأَضْحَى خَلْفَ الصَّلَوَاتِ الْمَفْرُوْضَاتِ مِنْ صُبْحِ يَوْمِ عَرَفَةَ إِلَى الْعَصْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ.
Sedangkan pada hari raya Idul Adha, disunahkan mengumandangkan takbir setiap selesai shalat fardhu, dari waktu subuh pada hari Arafah hingga waktu Asar pada hari terakhir Tasyriq.
صَلَاةِ الْكُسُوْفِ وَالْخُسُوْفِ
(Shalat Gerhana Matahari dan Bulan)
فَصْلٌ:وَصَلَاةُ الْكُسُوْفِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ، فَإِنْ فَاتَتْ لَمْ تُقْضَ.
Pasal. Shalat gerhana hukumnya sunah muakkad, jika terlewat tidak perlu diqadha.
وَيُصَلِّى لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ وَخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ
Shalat gerhana matahari dan bulan dikerjakan sebanyak dua rakaat
فِي كُلِّ رَكْعَةٍ قِيَامَانِ يُطِيْلُ الْقِرَاءَةَ فِيْهِمَا ،وَرُكُوْعَانِ يُطِيْلُ التَّسْبِيْحُ فِيْهِمَا دُوْنَ السُّجُوْدِ وَيَخْطُبُ بَعْدَهَا خُطْبَتَيْنِ
Setiap rakaat berdiri dua kali dan memanjangkan bacaan ayat Al-Quran, dan ruku’ dua kali dengan memanjangkan bacaan tasbih, bukan saat sujud. Setelah itu imam menyampaikan dua khutbah.
وَيُسِرُّ فِي كُسُوْفِ الشَّمْسِ وَيَجْهَرُ فِي خُسُوْفِ الْقَمَرِ.
Pada shalat gerhana matahari, imam membaca dengan sirr (melirihkan suaranya) dan membaca dengan suara keras (jahr) pada shalat gerhana bulan.
صَلَاةُ اْلِاسْتِسْقَاءِ
(Shalat Istisqa’)
فَصْلٌ: وَصَلَاةُ الْاِسْتِسْقَاءِ مَسْنُوْنَةٌ
Shalat istisqa’ hukumnya sunah.
فَيَأْمُرُهُمُ الْإِمَامُ بِالتَّوْبَةِ وَالصَّدَقَةِ وَالْخُرُوْجِ مِنَ الْمَظَالِمِ وَمُصَالَحَةِ اْلأَعْدَاءِ وَصِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ
Sebelum mengerjakan shalat istisqa, imam (pemimpin setempat) memerintahkan penduduk untuk bertaubat, bersedekah, menjauhi perbuatan zhalim, berdamai dengan musuh, serta berpuasa selama tiga hari.
ثُمَّ يَخْرُجُ بِهِمْ فِي الْيَوْمِ الرَّابِعِ فِي ثِيَابٍ بِذْلَةٍ وَاسْتِكَانَةٍ وَتَضَرُّعٍ
Kemudian pada hari keempat, pemimpin agama keluar bersama mereka dengan mengenakan pakaian sederhana, disertai dengan hati yang khusu’ dan menundukkan diri kepada Allah.
وَيُصَلِّي بِهِمْ رَكْعَتَيْنِ كَصَلَاةِ الْعِيْدَيْنِ، ثُمَّ يَخْطَبُ بَعْدَهُمَا، وَيُحَوِّلُ رِدَاءَهُ، وَيُكَثِّرُ مِنَ الدُّعَاءِ وَاْلإِسْتِغْفَارِ، وَيَدْعُوْ بِدُعَاءِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ
Imam kemudian shalat dua rakaat bersama mereka seperti mengerjakan shalat Id, kemudian menyampaikan khutbah, membalikkan rida’nya (selendang), memperbanyak doa dan istighfar, serta berdoa dengan doa Rasulullah Saw., yaitu:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا سُقْيَا رَحْمَةٍ وَلَا تَجْعَلْهَا سُقْيَا عَذَابٍ، وَلَا مَحْقٍ وَلَا بَلَاءٍ، وَلَا هَدْمٍ وَلَا غَرَقٍ، اَللَّهُمَّ عَلَى الظِّرَابِ وَالآكَامِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ وَبُطُوْنِ الْأَوْدِيَةِ.
Ya Allah, jadikanlah hujan itu sebagai siraman rahmat, dan jangan jadikan ia sebagai siraman siksa, pemusnahan harta benda, bala bencana, penghancur, atau siraman yang menenggelamkan.
Ya Allah, turunkanlah hujan itu atas gundukan-gundukan tanah, bukit-bukit, tempat-tempat tumbuhnya pehohonan, dan lembah-lembah. 
اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا،هَنِيْئًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا سَحَّا عَامَّا غَدَقًا طَبَقَا مُجَلِّلًا، دَائِمًا إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
Ya Allah, turunkanlah hujan itu di sekeliling kami, dan bukan membahayakan kami.
Ya Allah, siramilah kami dengan hujan yang menyelamatkan, menjadi nikmat, menyenangkan, menyuburkan, mengalir ke  segenap penjuru, banyak air dan kebaikannya, yang memenuhi sungai-sungai, dan selalu mengalir hingga hari kiamat.
اَللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّ بِاْلعِبَادِ وَالْبِلَادِ مِنَ الْجَهْدِ وَاْلُجوْعِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُوْ إِلَّا إِلَيْكَ
Ya Allah, siramilah kami dengan hujan tersebut dan jangan jadikan kami sebagai orang yang berputus asa.
Ya Allah, sesungguhnya hamba-hamba dan negeri ini sedang dilanda kemelaratan, kelaparan, kesempitan hidup, dan penderitaan yang tak dapat kami adukan kecuali kepada Engkau.
اَللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرِّ لَنَا الضَّرْعَ، وَأَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ اْلأَرْضِ،وَاكْشِفْ عَنَّا مِنَ الْبَلَاءِ مَا لَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
Ya Allah, tumbuhkanlah untuk kami tumbuh-tumbuhan. Teruskanlah untuk kami air susu binatang-binatang. Turunkanlah untuk kami berkah dari langit. Tumbuhkanlah untuk kami berkah dari bumi. Dan lepaskanlah kami dari bencana yang tidak ada yang mampu melepaskannya kecuali Engkau.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا، فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا
Ya Allah, sesungguhnya kami mohon ampunan kepada-Mu. Sungguh Engkau Maha Pengampun. Maka turunkanlah turunkanlah kepada kami hujan yang lebat dari langi.
وَيَغْتَسِلُ فِي الْوَادِي إِذَا سَالَ، وَيُسَبِّحُ لِلرَّعْدِ وَالْبَرْقِ.
Penduduk hendaknya mandi di sungai-sungai atau lembah apabila air telah mengalir, dan membaca tasbih saat ada petir dan kilat.
صَلَاةُ الْخَوْفِ
(Shalat Khauf)
فَصْلٌ: وَصَلَاةُ الْخَوْفِ عَلَى ثَلَاثَةِ أَضْرُبٍ
Pasal. Shalat khauf (shalat wajib yang dikerjakan dalam kondisi bahaya karena situasi perang) itu ada tiga macam, yaitu:
أَحَدُهَا أَنْ يَكُوْنَ الْعَدُوُّ فِي غَيْرِ جِهَةِ الْقِبْلَةِ
Pertama: Ketika musuh tidak berada di arah kiblat.
فَيُفَرِّقُهُمْ الإِمَامُ فِرْقَتَيْنِ، فِرْقَةً تَقِفُ فِي وَجْهِ الْعَدُوِّ، وَفِرْقَةً خَلْفَهُ
Maka imam membagi makmum menjadi dua kelompok (baris): satu kelompok (baris berdiri berdiri menghadap musuh dan satu kelompok (baris) berdiri di belakang imam.
فَيُصَلِّي بِاْلِفْرقَةِ الَّتِي خَلْفَهُ رَكْعَةً، ثُمَّ تُتِمُّ لِنَفْسِهَا وَتَمْضَي إِلَى وَجْهِ الْعَدُوّ
Imam kemudian shalat bersama kelompok yang berdiri di belakangnya, satu rakaat, lalu barisan tersebut menyempurnakan (menyelesaikan) sendiri shalatnya, lalu pergi menghadap ke arah musuh.
وَتَأْتِي الطَّائِفَةُ اْلأُخْرَى فَيُصَلِّي بِهَا رَكْعَةً وَتُتِمُّ لِنَفْسِهَا وَيُسَلِّمُ بِهَا
Sementara kelompok lain (yang tadinya menghadap musuh) mendatangi imam dan shalat bersamanya satu rakaat lalu menyempurnakan shalatnya dan mengucapkan salam.
وَالثَّانِي أَنْ يَكُوْنَ فِي جِهَةِ الْقِبْلَةِ
Kedua: Ketika musuh berada di arah kiblat.
فَيَصُفُّهُمُ اْلإِمَامُ صَفَّيْنِ وَيُحْرِمُ بِهِمْ، فَإِذَا سَجَدَ سَجَدَ مَعَهُ أَحَدُ الصَّفَّيْنِ وَوَقَفَ الصَّفُّ الْآخَرُ يَحْرُسُهُمْ، فَإِذَا رَفَعَ سَجَدُوْا وَلَحِقُوْهُ
Maka imam mengatur makmum menjadi dua baris dan mengucapkan takbiratul ihram bersama mereka. Apabila imam sujud, maka salah satu barisan ikut sujud bersama imam, sedangkan barisan yang satu tetap berdiri untuk melindungi barisan yang sedang sujud. Apabila barisan yang sedang sujud telah berdiri, maka barisan yang tadinya berdiri ganti sujud lalu berdiri menyusul imam.
وَالثَّالِثُ أَنْ يَكُوْنَ فِي شِدَّةِ الْخَوْفِ وَالْتِحَامِ الْحَرْبِ
Ketiga: dalam kondisi sangat genting dan perang sedang berkecamuk.
فَيُصَلِّي كَيْفَ أَمْكَنَهُ، رَاجِلًا أَوْ رَاكِبًا، مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ وَغَيْرَ مُسْتَقْبِلٍ لَهَا
Dalam kondisi seperti ini, setiap orang mengerjakan shalat dengan cara yang sekiranya memungkinkan, baik berjalan maupun naik kendaraan, baik dengan menghadap kiblat maupun tidak menghadap kiblat.

Itulah Terjemah Kitab Fathul Qorib Kitab Shalat Bagian III yang dapat kami persembahkan kali ini. Insya Allah akan kami sambung dengan Terjemah Kitab Fathul Qorib Kitab Shalat Bagian IV. Kami menyadari, manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Oleh karena itu, saran, pertanyaan, dan kritik Anda kami tunggu melalui komentar di bawah postingan ini, atau melalui email.
Jika Anda ingin selalu mengikuti update Terjemah Kitab Fathul Qorib ini, Anda dapat menyukai dan mengikuti blog ini serta meng-add google plus atau facebook kami.
Untuk membaca Terjemah Kitab Fathul Qorib yang lain, Anda dapat membuka KATEGORI Terjemah Kitab Fathul Qorib yang ada di bagian kiri blog ini, lalu memilih Bab yang Anda inginkan. Terimakasih.
Jangan lupa untuk membantu meng-share atau membagikan Terjemah Kitab Fathul Qorib ini kepada teman-teman Anda di media sosial, agar manfaatnya dapat dirasakan orang banyak. Semoga terjemah Matan Kitab Fathul Qorib Kitab Shalat ini bermanfaat bagi kita semua, baik di dunia maupun di akhirat. Amin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

No comments:

Post a Comment