Terjemah Matan Kitab Fathul Qorib |
Terjemah Kitab Fathul Qorib Kitab Shalat Bagian III
Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Alhamdulillah, setelah sekian lama
tidak memiliki kesempatan untuk update Terjemah Kitab Fathul Qorib sejak akhir
tahun 2017 lalu, akhirnya hari ini mempunyai kesempatan untuk meng-update
Terjemah Matan Kitab fathul Qorib. Melanjutkan Terjemah Matan KitabFathul Qorib Kitab Shalat Bagian II yang membahas tentang tema-tema:
1.
Perbedaan shalat kaum laki-laki dengan shalat kaum
perempuan
2.
Hal-hal yang membatalkan shalat
3.
Jumlah rakaat shalat-shalat fardhu
4.
Perkara-perkara yang ditinggalkan saat shalat
5.
Waktu-waktu yang tidak boleh digunakan untuk
mengerjakan shalat, selain shalat yang ada sebabnya,
Kali ini kami akan menambahkan Terjemah Kitab Fathul Qorib
Kitab Shalat Bagian III. Tema-tema yang dibahas dalam Terjemah Kitab Fathul
Qorib Kitab Shalat Bagian III ini adalah tentang macam-macam shalat,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Shalat berjamaah
2.
Shalat musafir (shalat orang yang sedang dalam
perjalanan jauh)
3.
Shalat Jumat
4.
Shalat Idul Fitri dan Idul Adha
5.
Shalat gerhana matahari dan bulan
6.
Shalat istisqa’
7.
Shalat Khauf (Saat saat dalam kondisi ketakutan)
صَلَاةُ اْلجَمَاعَةِ
(Shalat
Berjamaah)
فصل: وَصَلَاةُ
اْلجَمَاعَةِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ
|
Pasal. Shalat
berjamaah hukumnya sunah muakad
|
وَعَلَى اْلمـَأْمُوْمِ
أَنْ يَنْوِيَ اْلاِئْتِمَامَ دُوْنَ اْلإِمَام
|
Seorang makmum
harus berniat menjadi makmum, sedangkan imam tidak harus (berniat menjadi
imam)
|
وَيَجُوْزُ
أَنْ يَأْتَمَّ اْلحُرُّ بِاْلعَبْدِ، وَاْلبَالِغُ باِلْمُرَاهِقِ
|
Orang yang merdeka boleh menjadi makmum (shalat di belakang) budak,
dan orang yang baligh boleh menjadi makmum anak-anak.
|
وَلَا تَصِحُّ
قُدْوَةُ رَجُلٍ بِامْرَأَةٍ، وَلَا قَارِئٍ بِأُمِّيٍّ
|
Tidak sah shalat lelaki yang menjadi makmum wanita. Tidak sah juga
orang yang bisa membaca jika menjadi makmum bagi orang yang tidak bisa
membaca
|
وَأَيُّ مَوْضِعٍ
صَلَّى فِي اْلمـَسْجِدِ بِصَلَاةِ اْلإِمَامِ فِيْهِ، وَهُوَ عَالِمٌ بِصَلَاتِهِ
أَجْزَأَهُ مَا لَمْ يَتَقَدَّمْ عَلَيْهِ
|
Di bagian mana saja seorang makmum mengerjakan shalat di dalam masjid
untuk mengikuti imam, sedangkan di tahu shalat imam, maka shalat jamaahnya
sah, selama posisinya tidak di depan imam.
|
وَإِنْ صَلَّى
فِي اْلمـَسْجِدِ وَاْلمـَأْمُوْمُ خَارِجُ اْلمـَسْجِدِ قَرِيْبًا مِنْهُ وَهُوَ
عَالِمٌ بِصَلَاتِهِ، وَلَا حَائِلٌ هُنَاكَ جَازَ
|
Jika imam shalat di dalam masjid, sedangkan makmum berada di luar
masjid, tetapi dekat dengannya dan dia tahu shalat imam dan tidak ada
penghalang antara dia dan imam, maka shalatnya sah
|
صَلَاةُ المُسَافِرِ
(Shalat
Musafir)
فصل: وَيَجُوْزُ
لِلْمُسَافِرِ قَصْرُ الصَّلَاةِ الرُّبَاعِيَّةِ بِخَمْسِ شَرَائِطَ
|
Pasal. Seorang musafir boleh mengqashar shalat empat rakaat dengan
lima syarat
|
أَنْ يَكُوْنَ
سَفَرُهُ فِي غَيْرِ مَعْصِيَةٍ.
|
Safarnya bukan untuk maksiat
|
وَأَنْ تَكُوْنَ
مَسَافَتُهُ سِتَّةَ عَشَرَ فَرْسَخًا
|
Jaraknya 16 farsakh
|
وَأَنْ يَكُوْنَ
مُؤَدِّيًا لِلصَّلَاةِ الرُّبَاعِيَّةِ
|
Dia sedang mengerjakan shalat empat rakaat
|
وَأَنْ يَنْوِيَ
الْقَصْرَ مَعَ اْلِإحْرَامِ
|
Berniat mengqashar shalat saat takbiratul ihram
|
وَأَنْ لَا
يَأْتَمَّ بِمُقِيْمٍ
|
Tidak shalat di belakang orang yang sedang muqim
|
وَيَجُوْزُ
لِلْمُسَافِرِ أَنْ يَجْمَعَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَاْلعَصْرِ فِي وَقْتِ أَيِّهِمَا
شَاءَ، وَبَيْنَ الْمَغْرِبِ وَاْلعِشَاءِ فِي وَقْتِ أَيِّهِمَا شَاءَ
|
Seorang musafir boleh manjamak shalat zuhur dengan asar pada waktu
yang dia sukai (di waktu zuhur atau ashar), menjamak shalat maghrib dan isyak
pada waktu yang dia sukai
|
وَيَجُوْزُ
لِلْحَاضِرِ فِي اْلمَطَرِ أَنْ يَجْمَعَ بَيْنَهُمَا فِي وَقْتِ اْلأُوْلَى مِنْهُمَا
|
Pada saat hujan deras, orang yang tidak sedang bepergian boleh
menjamak dua shalat di waktu yang dia sukai
|
صَلَاةُ اْلجُمُعَةِ
(Shalat
Jumat)
فَصْلٌ: وَشَرَاِئِطُ
وُجُوْبِ الْجُمْعَةِ سَبْعَةُ أَشْيَاءَ
|
Pasal. Syarat wajib shalat Jumat ada 7
|
اْلإِسْلَامُ
،وَاْلبُلُوْغُ ،وَاْلعَقْلُ، وَالْحُرِّيَّةُ، وَالذُّكُوْرِيَّةُ، وَالصِّحَّةُ،
وَاْلِاسْتِيْطَانُ
|
Islam, baligh, berakal, merdeka, laki-laki, sehat, dan menetap
|
وَشَرَاِئِطُ
فِعْلِهَا ثَلَاثَةٌ
|
Syarat pelaksanaan shalat Jumat ada tiga
|
أَنْ يَكُوْنَ
الْبَلَدُ مِصْرًا أَوْ قَرْيَةً، وَأَنْ يَكُوْنَ الْعَدَدُ أَرْبَعِيْنَ مِنْ
أَهْلِ الْجُمُعَةِ، وَأَنْ يَكُوْنَ الْوَقْتُ بَاقِيًا
|
Daerah tempat pelaksanaan shalat Jumat itu kota atau desa, jumlah
jamaahnya minimal 40 orang yang sudah berkewajiban mengerjakan shalat Jumat,
masih ada sisa waktu untuk mengerjakannya
|
فَإِنْ خَرَجَ
اْلوَقْتُ أَوْ عُدِمَتِ الشُّرُوْطُ صُلِّيَتْ ظُهْرًا
|
Jika waktunya sudah habis atau syarat untuk melaksanakan shalat Jumat
tidak terpenuhi maka harus dilakukan shalat zuhur.
|
وَفَرَائِضُهَا
ثَلَاثَةٌ:
|
Fardhu shalat Jumat ada tiga:
|
خُطْبَتَانِ
يَقُوْمُ فِيْهِمَا وَيَجْلِسُ بَيْنَهُمَا، وَأَنْ تُصَلَّى رَكْعَتَيْنِ فِي جَمَاعَةٍ
|
Dua khutbah yang dilaksanakan dengan berdiri, duduk diantara dua
khutbah, dan mengerjakan shalat Jumat dua rakaat
|
وَهَيْآتُهَا
أَرْبَعُ خِصَالٍ
|
Haiat shalat Jumat ada 4 macam
|
الْغُسْلُ
وَتَنْظِيْفُ الْجَسَدِ، وَلُبْسُ الثِّيَابِ الْبِيْضِ، وَأَخْذُ الظُّفْرِ، وَالطِّيْبُ
|
Mandi dan membersihkan tubuh, memakai pakaian putih, memotong kuku,
dan memakai wangi-wangian
|
وَيُسْتَحَبُّ
الإِنْصَاتِ فِي وَقْتِ الْخُطْبَةِ
|
Disunahkan diam pada saat khutbah
|
وَمَنْ دَخَلَ
وَاْلِإمَاُم يَخْطَبُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ خَفِيْفَتَيْنِ ثُمَّ يَجْلِسُ
|
Barangsiapa datang (masuk masjid) saat imam berkhutbah maka dia
mengerjakan shalat (tahiyyatul masjid) dua rakaat secukupnya kemudian duduk
|
صَلَاةُ الْعِيْدَيْنِ
(Shalat
Idul Fitri dan Idul Adha)
فَصْلٌ: وَصَلَاةُ
الْعِيْدَيْنِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ ،وَهِيَ رَكْعَتَانِ يُكَبِّرُ فِي الْأُوْلَى
سَبْعًا سِوَى تَكْبِيْرَةِ الْإِحْرَامِ، وَفِي الثَّانِيَةِ خَمْسًا سِوَى تَكْبِيْرَةِ
الْقِيَامِ
|
Pasal. Shalat Idul Fitri dan Idul Adha hukumnya sunah muakkad. Ia
terdiri dari dua rakaat, dengan takbir tujuh kali selain takbiratul ihram
pada rakaat pertama, sedangkan pada rakaat kedua dengan takbir lima kali
selain takbir bangun dari sujud.
|
وَيَخْطُبُ
بَعْدَهَا خُطْبَتَيْنِ يُكَبِّرُ فِي الْأُوْلَى تِسْعًا وَفِي الثَّانِيَةِ سَبْعًا
. وَيُكَبِّرُ مِنْ غُرُوْبِ الشَّمْسِ مِنْ لَيْلَةِ الْعِيْدِ إِلَى أَنْ يَدْخُلَ
الْإِمَامِ فِي الصَّلَاةِ
|
Setelah shalat dilanjutkan khutbah dua kali, dengan takbir sebanyak
sembilan kali pada rakaat pertama, dan tujuh kali pada rakaat kedua.
Disunahkan mengumandangkan takbir sejak terbenamnya matahari pada malam hari
raya Idul Fitri dan Idul Adha, sampai imam bersiap mengerjakan shalat.
|
وَفِي اْلأَضْحَى
خَلْفَ الصَّلَوَاتِ الْمَفْرُوْضَاتِ مِنْ صُبْحِ يَوْمِ عَرَفَةَ إِلَى الْعَصْرِ
مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ.
|
Sedangkan pada hari raya Idul Adha, disunahkan mengumandangkan takbir
setiap selesai shalat fardhu, dari waktu subuh pada hari Arafah hingga waktu
Asar pada hari terakhir Tasyriq.
|
صَلَاةِ الْكُسُوْفِ وَالْخُسُوْفِ
(Shalat
Gerhana Matahari dan Bulan)
فَصْلٌ:وَصَلَاةُ
الْكُسُوْفِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ، فَإِنْ فَاتَتْ لَمْ تُقْضَ.
|
Pasal. Shalat
gerhana hukumnya sunah muakkad, jika terlewat tidak perlu diqadha.
|
وَيُصَلِّى
لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ وَخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ
|
Shalat gerhana
matahari dan bulan dikerjakan sebanyak dua rakaat
|
فِي كُلِّ
رَكْعَةٍ قِيَامَانِ يُطِيْلُ الْقِرَاءَةَ فِيْهِمَا ،وَرُكُوْعَانِ يُطِيْلُ
التَّسْبِيْحُ فِيْهِمَا دُوْنَ السُّجُوْدِ وَيَخْطُبُ بَعْدَهَا خُطْبَتَيْنِ
|
Setiap rakaat
berdiri dua kali dan memanjangkan bacaan ayat Al-Quran, dan ruku’ dua kali
dengan memanjangkan bacaan tasbih, bukan saat sujud. Setelah itu imam
menyampaikan dua khutbah.
|
وَيُسِرُّ
فِي كُسُوْفِ الشَّمْسِ وَيَجْهَرُ فِي خُسُوْفِ الْقَمَرِ.
|
Pada shalat
gerhana matahari, imam membaca dengan sirr (melirihkan suaranya) dan membaca
dengan suara keras (jahr) pada shalat gerhana bulan.
|
صَلَاةُ اْلِاسْتِسْقَاءِ
(Shalat
Istisqa’)
فَصْلٌ: وَصَلَاةُ
الْاِسْتِسْقَاءِ مَسْنُوْنَةٌ
|
Shalat istisqa’
hukumnya sunah.
|
فَيَأْمُرُهُمُ
الْإِمَامُ بِالتَّوْبَةِ وَالصَّدَقَةِ وَالْخُرُوْجِ مِنَ الْمَظَالِمِ وَمُصَالَحَةِ
اْلأَعْدَاءِ وَصِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ
|
Sebelum
mengerjakan shalat istisqa, imam (pemimpin setempat) memerintahkan penduduk
untuk bertaubat, bersedekah, menjauhi perbuatan zhalim, berdamai dengan
musuh, serta berpuasa selama tiga hari.
|
ثُمَّ يَخْرُجُ
بِهِمْ فِي الْيَوْمِ الرَّابِعِ فِي ثِيَابٍ بِذْلَةٍ وَاسْتِكَانَةٍ وَتَضَرُّعٍ
|
Kemudian pada hari
keempat, pemimpin agama keluar bersama mereka dengan mengenakan pakaian
sederhana, disertai dengan hati yang khusu’ dan menundukkan diri kepada
Allah.
|
وَيُصَلِّي
بِهِمْ رَكْعَتَيْنِ كَصَلَاةِ الْعِيْدَيْنِ، ثُمَّ يَخْطَبُ بَعْدَهُمَا، وَيُحَوِّلُ
رِدَاءَهُ، وَيُكَثِّرُ مِنَ الدُّعَاءِ وَاْلإِسْتِغْفَارِ، وَيَدْعُوْ بِدُعَاءِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ
|
Imam kemudian
shalat dua rakaat bersama mereka seperti mengerjakan shalat Id, kemudian
menyampaikan khutbah, membalikkan rida’nya (selendang), memperbanyak doa dan
istighfar, serta berdoa dengan doa Rasulullah Saw., yaitu:
|
اَللَّهُمَّ
اجْعَلْهَا سُقْيَا رَحْمَةٍ وَلَا تَجْعَلْهَا سُقْيَا عَذَابٍ، وَلَا مَحْقٍ وَلَا
بَلَاءٍ، وَلَا هَدْمٍ وَلَا غَرَقٍ، اَللَّهُمَّ عَلَى الظِّرَابِ وَالآكَامِ،
وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ وَبُطُوْنِ الْأَوْدِيَةِ.
|
Ya Allah,
jadikanlah hujan itu sebagai siraman rahmat, dan jangan jadikan ia sebagai
siraman siksa, pemusnahan harta benda, bala bencana, penghancur, atau siraman
yang menenggelamkan.
Ya Allah,
turunkanlah hujan itu atas gundukan-gundukan tanah, bukit-bukit,
tempat-tempat tumbuhnya pehohonan, dan lembah-lembah.
|
اَللَّهُمَّ
حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا،هَنِيْئًا
مَرِيْئًا مَرِيْعًا سَحَّا عَامَّا غَدَقًا طَبَقَا مُجَلِّلًا، دَائِمًا إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ
|
Ya Allah,
turunkanlah hujan itu di sekeliling kami, dan bukan membahayakan kami.
Ya Allah,
siramilah kami dengan hujan yang menyelamatkan, menjadi nikmat, menyenangkan,
menyuburkan, mengalir ke segenap
penjuru, banyak air dan kebaikannya, yang memenuhi sungai-sungai, dan selalu
mengalir hingga hari kiamat.
|
اَللَّهُمَّ
اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّ بِاْلعِبَادِ
وَالْبِلَادِ مِنَ الْجَهْدِ وَاْلُجوْعِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُوْ إِلَّا إِلَيْكَ
|
Ya Allah,
siramilah kami dengan hujan tersebut dan jangan jadikan kami sebagai orang
yang berputus asa.
Ya Allah,
sesungguhnya hamba-hamba dan negeri ini sedang dilanda kemelaratan,
kelaparan, kesempitan hidup, dan penderitaan yang tak dapat kami adukan
kecuali kepada Engkau.
|
اَللَّهُمَّ
أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرِّ لَنَا الضَّرْعَ، وَأَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ
بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ اْلأَرْضِ،وَاكْشِفْ عَنَّا
مِنَ الْبَلَاءِ مَا لَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
|
Ya Allah, tumbuhkanlah
untuk kami tumbuh-tumbuhan. Teruskanlah untuk kami air susu
binatang-binatang. Turunkanlah untuk kami berkah dari langit. Tumbuhkanlah
untuk kami berkah dari bumi. Dan lepaskanlah kami dari bencana yang tidak ada
yang mampu melepaskannya kecuali Engkau.
|
اَللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا، فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا
مِدْرَارًا
|
Ya Allah,
sesungguhnya kami mohon ampunan kepada-Mu. Sungguh Engkau Maha Pengampun.
Maka turunkanlah turunkanlah kepada kami hujan yang lebat dari langi.
|
وَيَغْتَسِلُ
فِي الْوَادِي إِذَا سَالَ، وَيُسَبِّحُ لِلرَّعْدِ وَالْبَرْقِ.
|
Penduduk hendaknya
mandi di sungai-sungai atau lembah apabila air telah mengalir, dan membaca
tasbih saat ada petir dan kilat.
|
صَلَاةُ الْخَوْفِ
(Shalat
Khauf)
فَصْلٌ: وَصَلَاةُ
الْخَوْفِ عَلَى ثَلَاثَةِ أَضْرُبٍ
|
Pasal. Shalat
khauf (shalat wajib yang dikerjakan dalam kondisi bahaya karena situasi
perang) itu ada tiga macam, yaitu:
|
أَحَدُهَا
أَنْ يَكُوْنَ الْعَدُوُّ فِي غَيْرِ جِهَةِ الْقِبْلَةِ
|
Pertama: Ketika
musuh tidak berada di arah kiblat.
|
فَيُفَرِّقُهُمْ
الإِمَامُ فِرْقَتَيْنِ، فِرْقَةً تَقِفُ فِي وَجْهِ الْعَدُوِّ، وَفِرْقَةً خَلْفَهُ
|
Maka imam membagi
makmum menjadi dua kelompok (baris): satu kelompok (baris berdiri berdiri
menghadap musuh dan satu kelompok (baris) berdiri di belakang imam.
|
فَيُصَلِّي
بِاْلِفْرقَةِ الَّتِي خَلْفَهُ رَكْعَةً، ثُمَّ تُتِمُّ لِنَفْسِهَا وَتَمْضَي
إِلَى وَجْهِ الْعَدُوّ
|
Imam kemudian
shalat bersama kelompok yang berdiri di belakangnya, satu rakaat, lalu
barisan tersebut menyempurnakan (menyelesaikan) sendiri shalatnya, lalu pergi
menghadap ke arah musuh.
|
وَتَأْتِي
الطَّائِفَةُ اْلأُخْرَى فَيُصَلِّي بِهَا رَكْعَةً وَتُتِمُّ لِنَفْسِهَا وَيُسَلِّمُ
بِهَا
|
Sementara kelompok
lain (yang tadinya menghadap musuh) mendatangi imam dan shalat bersamanya
satu rakaat lalu menyempurnakan shalatnya dan mengucapkan salam.
|
وَالثَّانِي
أَنْ يَكُوْنَ فِي جِهَةِ الْقِبْلَةِ
|
Kedua: Ketika musuh
berada di arah kiblat.
|
فَيَصُفُّهُمُ
اْلإِمَامُ صَفَّيْنِ وَيُحْرِمُ بِهِمْ، فَإِذَا سَجَدَ سَجَدَ مَعَهُ أَحَدُ
الصَّفَّيْنِ وَوَقَفَ الصَّفُّ الْآخَرُ يَحْرُسُهُمْ، فَإِذَا رَفَعَ سَجَدُوْا
وَلَحِقُوْهُ
|
Maka imam mengatur
makmum menjadi dua baris dan mengucapkan takbiratul ihram bersama mereka.
Apabila imam sujud, maka salah satu barisan ikut sujud bersama imam,
sedangkan barisan yang satu tetap berdiri untuk melindungi barisan yang
sedang sujud. Apabila barisan yang sedang sujud telah berdiri, maka barisan
yang tadinya berdiri ganti sujud lalu berdiri menyusul imam.
|
وَالثَّالِثُ
أَنْ يَكُوْنَ فِي شِدَّةِ الْخَوْفِ وَالْتِحَامِ الْحَرْبِ
|
Ketiga: dalam
kondisi sangat genting dan perang sedang berkecamuk.
|
فَيُصَلِّي
كَيْفَ أَمْكَنَهُ، رَاجِلًا أَوْ رَاكِبًا، مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ وَغَيْرَ
مُسْتَقْبِلٍ لَهَا
|
Dalam kondisi
seperti ini, setiap orang mengerjakan shalat dengan cara yang sekiranya
memungkinkan, baik berjalan maupun naik kendaraan, baik dengan menghadap
kiblat maupun tidak menghadap kiblat.
|
Itulah Terjemah Kitab Fathul Qorib
Kitab Shalat Bagian III yang dapat kami persembahkan kali ini. Insya Allah akan
kami sambung dengan Terjemah Kitab Fathul Qorib Kitab Shalat Bagian IV. Kami
menyadari, manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Oleh karena itu, saran,
pertanyaan, dan kritik Anda kami tunggu melalui komentar di bawah postingan ini,
atau melalui email.
Jika Anda ingin selalu mengikuti
update Terjemah Kitab Fathul Qorib ini, Anda dapat menyukai dan mengikuti blog
ini serta meng-add google plus atau facebook kami.
Untuk membaca Terjemah Kitab
Fathul Qorib yang lain, Anda dapat membuka KATEGORI Terjemah Kitab
Fathul Qorib yang ada di bagian kiri blog ini, lalu memilih Bab yang Anda
inginkan. Terimakasih.
Jangan lupa untuk membantu meng-share
atau membagikan Terjemah Kitab Fathul Qorib ini kepada teman-teman Anda di
media sosial, agar manfaatnya dapat dirasakan orang banyak. Semoga terjemah
Matan Kitab Fathul Qorib Kitab Shalat ini bermanfaat bagi kita semua, baik di
dunia maupun di akhirat. Amin.
Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
No comments:
Post a Comment