Tuesday, March 29, 2022

Khutbah Jum'at Kisah Inspiratif: Pesan Imam Ghazali tentang Kematian, Waktu, dan Hawa Nafsu

 Kisah Inspiratif: Pesan Imam Ghazali tentang Kematian, Waktu, dan  Hawa Nafsu



الحمد لله العزيز الغفور، الذي جعل في الإسلامِ الحنيفِ الهُدَى والنور، الذي قال: وما الحياةُ الدنيا إلا مَتَاعُ الغرور. نحمده سبحانه وتعالي حَمْدَ مَنْ نَظَرَ فَاعْتَبَر، وَكَفَّ عن المساويءِ وازْدَجَر، وعَلِمَ أن الدُّنيا ليست بدار مَقَرّ. أشهد أن لا إله الله، خلق الخلائقَ وأحكامَها، وقدّر الأعمارَ وحدّدها، وهو باقٍ لا يفوت وهو حيّ لا يموت، وأشهد أن سيدنا محمدا عبدُه ورسولُه، أَمَرَ بتذكير الموتِ والفناء، والاستعدادِ ليوم البَعْث والجزاء. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد، خاتم الأنبياء والمرسلين وعلى آله الطيبين وأصحابه الأخيار أجمعين. أما بعد

فَيَا عباد الله!! أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كتابه اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Jama’ah Jum’ah Rohimakumullah

Pada kesempatan yang muliai ini, pertama-tama, marilah kita meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Karena hanya takwa, bekal terbaik untuk menghadap Yang Maha Kuasa. فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

Marilah kita memantapkan kembali komitmen dan janji kita, untuk selalu menjalankan perintah-perintah Allah atau al-ma’muuraat. Baik perintah yang memang harus kita kerjakan atau al-waajibaat, maupun perintah yang sifatnya hanya anjuran atau al-manduubaat. Juga untuk selalu meninggalkan larangan-larangan Allah atau al-manhiyyaat. Baik larangan yang memang wajib kita tinggalkan atau al-muharramaat, maupun larangan yang sebaiknya kita tinggalkan atau al-makruuhaat.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Pada suatu ketika, Imam Al-Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Imam Al-Ghozali bertanya kepada mereka. Wahai murid-muridku sekalian! Coba kalian jawab, "Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?"

Sebagian dari mereka ada yang menjawab “orang tua”, ada yang menjawab “guru”, ada yang menjawab “kerabat”, “sahabat”, dan lain sebagainya.

Imam Ghozali menjelaskan, bahwa semua itu benar. Akan tetapi, ada yang lebih dekat dengan kita daripada semua itu, yaitu "KEMATIAN". Allah Swt berfirman,

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali Imran 185)

Kematian, tidak seorang pun tahu, kapan ia akan datang. Akan tetapi, semua tahu bahwa ia pasti akan datang. Kadang ia dianggap dekat, tapi ternyata ia masih jauh. Kadang ia terasa jauh, padahal kenyataannya sudah begitu dekat. Oleh karena itu, kita harus selalu bersiap menghadapinya. Kita jangan sampai lengah dan merasa jauh dari kematian, karena itu akan membuat kita kurang persiapan. Kita harus selalu waspada, bahwa kematian bisa datang kapan saja dan dimana saja, tanpa ada peringatan dari malaikat yang bertugas mencabut nyawa.  

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah…

Imam Al-Ghazali kemudian bertanya kepada murid-muridnya, "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?" Sebagian muridnya ada menjawab "Negara China”, ada yang menjawab “matahari”, “bulan”, “bintang”, dan seterusnya.

Imam Ghozali menjelaskan, bahwa jawaban yang mereka berikan itu benar. Akan tetapi, yang paling benar adalah "MASA LALU".

Kita mungkin butuh waktu berjam-jam, berhari-hari, bahkan berbulan-bulan untuk mencapai negeri China, bulan, dan bintang. Namun masa lalu, tak seorangpun yang mampu kembali ke sana.  

Oleh karena itu, kita harus mengisi hari ini, waktu yang kita miliki, dan kesempatan yang diberi, dengan amal yang baik dan aktifitas-aktifitas yang positif. Karena waktu dan kesempatan tidak mungkin akan terulang untuk yang kedua kali. Emas dan harta mungkin bisa dicari. Akan tetapi, waktu yang sudah berlalu tak mungkin hadir kembali.

Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Imam Ghozali kemudian bertanya kepada murid-muridnya.... "Apakah yang paling besar di dunia ini?" Sebagian dari mereka ada yang menjawab "gunung”, “bumi”, “matahari", dan sebagainya.

Imam Al-Ghazali pun menjelaskan, bahwa jawaban mereka itu benar. Akan tetapi, jawaban yang paling benar adalah "NAFSU".

Nafsu adalah bagian dari makhluk Allah. Dengan berbekal nafsu, manusia dapat menjalani kehidupan secara wajar di dunia. Berbagai kebutuhan penting manusia, seperti makan, minum, tidur, dan lain sebagainya,,, semuanya melibatkan nafsu. Oleh karena itu, secara alamiah, nafsu sebanarnya tak selamanya buruk. Namun demikian, nafsu memiliki kecederungan-kecenderungan untuk menyimpang. Nafsu sering silau dengan jebakan dan godaan-godaan yang menjerumuskan.

Oleh karena itu, nafsu merupakan penentu keselamatan bagi kita, manusia. Jika kita mampu mengendalikan hawa nafsu, maka kita akan meraih kebahagiaan yang hakiki, serta selamat di dunia dan akhirat. Namun jika kita menuruti hawa nafsu, maka kita akan celaka untuk selamanya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Kematian, waktu, dan hawa nafsu adalah tiga hal tidak dapat dipisahkan. Kematian adalah rahasia Allah Swt. Tak seorangpun tahu, kapan ia akan tiba. Namun, kematian adalah sebuah keniscayaan, yang pasti akan dialami semua makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu, kita harus bersiap untuk menjemputnya. Caranya, adalah dengan manfaatkan waktu yang kita miliki untuk beribadah kepada Allah, melakukan amal-amal shaleh, dan menjauhi hal-hal yang dilarang agama. Kita juga harus waspada dari godaan setan dan hawa nafsu yang menyesatkan. Karena sesungguhnya nafsu itu akan selalu mengajak pada keburukan, kecuali nafsu yang mendapat rahmat dari Allah Subhanahu Wata’ala.

 إِنَّ النَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

Jangan sampai karena mengikuti hawa nafsu, kita kemudian lupa, bahwa setelah kehidupan ini masih ada kehidupan yang abadi, yaitu kehidupan di akhirat sana.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

No comments:

Post a Comment