Kisah Inspiratif: Pesan Imam Ghazali tentang Kematian, Waktu, dan Hawa Nafsu
الحمد لله العزيز الغفور، الذي جعل في الإسلامِ الحنيفِ
الهُدَى والنور، الذي قال: وما الحياةُ الدنيا إلا مَتَاعُ الغرور. نحمده سبحانه
وتعالي حَمْدَ مَنْ نَظَرَ فَاعْتَبَر، وَكَفَّ عن المساويءِ وازْدَجَر، وعَلِمَ
أن الدُّنيا ليست بدار مَقَرّ. أشهد أن لا إله الله، خلق الخلائقَ وأحكامَها،
وقدّر الأعمارَ وحدّدها، وهو باقٍ لا يفوت وهو حيّ لا يموت، وأشهد أن سيدنا محمدا
عبدُه ورسولُه، أَمَرَ بتذكير الموتِ والفناء، والاستعدادِ ليوم البَعْث والجزاء. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد، خاتم
الأنبياء والمرسلين وعلى آله الطيبين وأصحابه الأخيار أجمعين. أما بعد
فَيَا عباد الله!! أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ.
قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كتابه اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ
الرَّحِيْمِ: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Jama’ah Jum’ah Rohimakumullah
Pada kesempatan yang muliai ini, pertama-tama, marilah kita meningkatkan ketaqwaan kita kepada
Allah swt. Karena hanya takwa, bekal terbaik untuk menghadap Yang Maha Kuasa. فَإِنَّ
خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
Marilah kita memantapkan kembali
komitmen dan janji kita, untuk selalu menjalankan perintah-perintah Allah atau al-ma’muuraat.
Baik perintah yang memang harus kita kerjakan atau al-waajibaat, maupun perintah yang sifatnya hanya
anjuran atau al-manduubaat. Juga untuk
selalu meninggalkan larangan-larangan Allah atau al-manhiyyaat. Baik
larangan yang memang wajib kita tinggalkan atau al-muharramaat, maupun
larangan yang sebaiknya kita tinggalkan atau al-makruuhaat.
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Pada suatu ketika, Imam Al-Ghozali berkumpul dengan
murid-muridnya. Imam Al-Ghozali bertanya kepada mereka. Wahai murid-muridku
sekalian! Coba kalian jawab, "Apakah yang paling dekat dengan diri kita di
dunia ini?"
Sebagian dari mereka ada yang menjawab “orang tua”, ada yang
menjawab “guru”, ada yang menjawab “kerabat”, “sahabat”, dan lain sebagainya.
Imam Ghozali menjelaskan, bahwa semua itu benar. Akan tetapi,
ada yang lebih dekat dengan kita daripada semua itu, yaitu "KEMATIAN".
Allah Swt berfirman,
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ
أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ
الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali Imran 185)
Kematian, tidak seorang pun tahu, kapan ia akan datang. Akan
tetapi, semua tahu bahwa ia pasti akan datang. Kadang ia dianggap dekat, tapi
ternyata ia masih jauh. Kadang ia terasa jauh, padahal kenyataannya sudah
begitu dekat. Oleh karena itu, kita harus selalu bersiap menghadapinya. Kita jangan
sampai lengah dan merasa jauh dari kematian, karena itu akan membuat kita
kurang persiapan. Kita harus selalu waspada, bahwa kematian bisa datang kapan
saja dan dimana saja, tanpa ada peringatan dari malaikat yang bertugas mencabut
nyawa.
Jamaah Jum’ah Rahimakumullah…
Imam Al-Ghazali kemudian bertanya kepada murid-muridnya,
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?" Sebagian muridnya
ada menjawab "Negara China”, ada yang menjawab “matahari”, “bulan”, “bintang”,
dan seterusnya.
Imam Ghozali menjelaskan, bahwa jawaban yang mereka berikan
itu benar. Akan tetapi, yang paling benar adalah "MASA LALU".
Kita mungkin butuh waktu berjam-jam, berhari-hari, bahkan
berbulan-bulan untuk mencapai negeri China, bulan, dan bintang. Namun masa
lalu, tak seorangpun yang mampu kembali ke sana.
Oleh karena itu, kita harus mengisi hari ini, waktu yang kita
miliki, dan kesempatan yang diberi, dengan amal yang baik dan
aktifitas-aktifitas yang positif. Karena waktu dan kesempatan tidak mungkin
akan terulang untuk yang kedua kali. Emas dan harta mungkin bisa dicari. Akan
tetapi, waktu yang sudah berlalu tak mungkin hadir kembali.
Ma’asyiral
Muslimin, Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Imam Ghozali kemudian bertanya kepada murid-muridnya....
"Apakah yang paling besar di dunia ini?" Sebagian dari mereka ada
yang menjawab "gunung”, “bumi”, “matahari", dan sebagainya.
Imam Al-Ghazali pun menjelaskan, bahwa jawaban mereka itu benar.
Akan tetapi, jawaban yang paling benar adalah "NAFSU".
Nafsu adalah bagian dari
makhluk Allah. Dengan berbekal nafsu, manusia dapat menjalani kehidupan secara
wajar di dunia. Berbagai kebutuhan penting manusia, seperti makan, minum,
tidur, dan lain sebagainya,,, semuanya melibatkan nafsu. Oleh karena itu,
secara alamiah, nafsu sebanarnya tak selamanya buruk. Namun demikian, nafsu
memiliki kecederungan-kecenderungan untuk menyimpang. Nafsu sering silau dengan
jebakan dan godaan-godaan yang menjerumuskan.
Oleh karena itu, nafsu merupakan penentu keselamatan
bagi kita, manusia. Jika kita mampu mengendalikan hawa nafsu, maka kita akan
meraih kebahagiaan yang hakiki, serta selamat di dunia dan akhirat. Namun jika
kita menuruti hawa nafsu, maka kita akan celaka untuk selamanya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kematian, waktu, dan hawa nafsu adalah tiga hal tidak dapat
dipisahkan. Kematian adalah rahasia Allah Swt. Tak seorangpun tahu,
kapan ia akan tiba. Namun, kematian adalah sebuah keniscayaan, yang pasti akan
dialami semua makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu, kita harus bersiap untuk
menjemputnya. Caranya, adalah dengan manfaatkan waktu yang kita miliki untuk beribadah
kepada Allah, melakukan amal-amal shaleh, dan menjauhi hal-hal yang dilarang
agama. Kita juga harus waspada dari godaan setan dan hawa nafsu yang
menyesatkan. Karena sesungguhnya nafsu itu akan selalu mengajak pada keburukan,
kecuali nafsu yang mendapat rahmat dari Allah Subhanahu Wata’ala.
إِنَّ النَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا
مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
Jangan sampai karena mengikuti hawa nafsu, kita kemudian
lupa, bahwa setelah kehidupan ini masih ada kehidupan yang abadi, yaitu
kehidupan di akhirat sana.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.