Khiyar
(Hak Penjual dan Pembeli untuk Melanjutkan Transaksi atau
Membatalkannya)
Dua orang
yang melakukan transaksi jual beli (penjual dan pembeli) memiliki hak khiyar
(memilih antara melanjutkan transaksi atau membatalkannya) selama keduanya
belum berpisah |
فَصْلٌ: وَاْلمـُتَبَايِعَانِ بِالْخِيَارِ مَالَمْ يَتَفَرَّقَا |
Keduanya
boleh memberi syarat khiyar hingga tiga hari. |
وَلَُهمَا أَنْ يَشْتَرِطَا الخَيَارَ إلى ثَلَاثَةِ أَيَّّام |
Jika
ditemukan suatu cacat pada barang yang dijual, maka pembeli boleh
mengembalikannya kepada penjual. |
وَإِذَا وُجِدَ
بِالمَبِيْعِ عَيْبٌ فَلِلْمُشْتَرِيْ رَدُّهُ. |
Tidak boleh sama
sekali menjual buah-buahan, kecuali setelah benar-benar terlihat baiknya. |
وَلَا يَجُوْزُ بَيْعُ الثَّمْرَةَ مُطْلَقًا إِلَّا بَعْدَ بُدُوِّ صَلَاحِهَا |
Dan tidak
boleh menjual barang yang di dalamnya (berlaku hukum) riba dengan sejenisnya,
dalam keadaan basah, kecuali air susu. |
وَلَا بَيْعُ مَا
فِيْهِ الرِّبَا بِجِنْسِهِ رَطَبًا إِلَّا اللَّبَنَ. |
1. 1. Khiyar, macam-macam khiyar, dan konsekuensinya
2. 2. Hukum menjual buah-buahan
3. 3. Tidak boleh menjual barang ribawi dengan sejenisnya dalam keadaan basah, kecuali air susu.
Khiyar:
Khiyar
menurut bahasa artinya memilih yang terbaik. Sedangkan menurut istilah, khiyar
adalah: memilih antara melangsungkan transaksi jual beli atau membatalkannya
atas dasar pertimbangan yang matang dari kedua belah pihak.
Macam-macam
Khiyar:
Berdasarkan
penggalan teks Kitab Fathul Qorib diatas, Khiyar ada tiga macam, yaitu:
1. Pertama: Khiyar
Majlis
Adalah hak untuk memilih melanjutkan transaksi jual beli atau
membatalkannya sebelum penjual dan pembeli berpisah dari tempat bertransaksi.
Khiyar majlis ini diisyaratkan mushannif dalam qaulnya,
والمتبايعان
بالخِيَار ما لم يتفرقا
2. Kedua: Khiyar
Syarat
Adalah khiyar yang dijadikan syarat saat transaksi jual beli. Dengan
kata lain, pembeli atau penjual boleh memilih antara meneruskan atau
membatalkan transaksi jual beli, selama persyaratan itu belum dibatalkan dalam
kurun waktu dua atau tiga hari.
Khiyar syarat ini diisyaratkan mushannif melalui qaulnya,
ولهما أن يشترطا
الخَيَار إلى ثلاثة أيام
3.
Ketiga: Khiyar
Aib
Adalah untuk memilih melanjutkan transaksi jual beli atau
membatalkannya jika terdapat aib atau cacat pada barang yang dijual.
Khiyar ‘Aib ini diisyaratkan mushannif dalam qaulnya,
وإذا وُجِدَ
بالمَبِيع عيب فللمشتري رَدُّه.
Hukum Menjual
buah-buahan yang masih di atas pohon dan belum layak konsumsi:
ولا
يجوز بيع الثمرة مطلقا إلا بعد بُدُوِّ صلاحِهَا
Berdasarkan qaul mushannif tersebut,
dapat disimpulkan bahwa tidak boleh hukumnya menjual buah buahan yang masih
berada di atas pohon, tanpa memotong pohonnya, kecuali setelah terlihat jelas
kelayakan buah tersebut. Buah yang tidak bisa berubah warnanya, dianggap layak jika
buah tersebut telah sampai pada keadaan yang layak untuk dimakan berdasarkan
kebiasaan. Misalnya, tebu rasanya sudah manis, buah delima sudah matang, dan buah
tin teksturnya sudah lentur. Sedangkan buah yang warnanya dapat berubah, maka
ia dianggap layak jika buah tersebut sudah berwarna merah atau hitam atau
kuning.
Hukum menjual (barter)
barang ribawi dengan sejenisnya saat ia masih dalam keadaan basah:
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya
(Bab Riba), bahwa bahan makanan termasuk barang ribawi. Oleh karena itu, tidak
boleh melakukan barter makanan dengan makanan lain yang sejenis saat barang tersebut
masih basah. Kenapa dilarang? Sebab, dalam jual beli (barter) bahan makanan
dengan makanan yang lain, disyaratkan sepadan. Sedangkan saat bahan makanan
masih dalam kondisi basah, tidak dapat dipastikan apakah kedua makanan yang
dibarter tersebut sepadan atau tidak.
Namun ada bahan makanan yang boleh
dibarter dengan bahan makanan yang lain, meskipun dalam kondisi basah, yaitu
air susu. Sebab, air susu tidak dapat berubah menjadi kering dengan sendirinya
(secara alami).
ولا
بيع ما فيه الربا بجنسه رَطبا إلا اللَّبن
Dan tidak boleh
menjual barang yang di dalamnya (berlaku hukum) riba dengan sejenisnya, dalam
keadaan basah, kecuali air susu.
Wallahu A’lam
Bis Shawab