Terjemah Matan Kitab Fathul Qorib Kitabut Thoharoh Bagian II |
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Mumpung
Liburan, kami akan melanjutkan update terjemah Matan Kitab Fathul Qorib. Ini adalah lanjutan dari Terjemah Matan Kitab Fathul Qorib Kitabut ThoharohBagian I. Jika sebelumnya tema yang dibahas adalah air dan pembagiannya, maka kali ini temanya adalah
seputar berwudhu.
Seperti diketahui,
wudhu adalah salah satu cara bersuci yang harus dilakukan sebelum mengerjakan
shalat, jika kita tidak dalam keadaan suci. Jika kita tidak dalam keadaan suci
kemudian kita mengerjakan shalat, maka shalat kita tidak sah. Karena shalat berarti
menghadap Allah, menghambakan diri kepada-Nya. Maka tak pantas jika kita tidak
dalam keadaan suci. Dari sini terlihat jelas betapa pentingnya wudhu bagi orang
yang hendak beribadah.
Langsung
saja, tema-tema yang akan dibahas dalam terjemah Matan Kitab Fathul Qorib kali
adalah:
Pertama:
Fardhu-fardhu Wudhu
Kedua:
Sunah-sunah wudhu
Ketiga: Istinjak
Keempat: Hal-hal
yang membatalkan wudhu
فُرُوْضُ اْلوُضُوْءِ
(Fardhu Wudhu)
فصل:
وَفُرُوْضُ اْلوُضُوْءِ سِتَّةُ أَشْيَاءَ
|
Pasal: Fardhu wudhu ada enam.
|
اَلنِّيَّةُ عِنْدَ
غَسْلِ اْلوَجْهِ
|
Pertama, berniat saat membasuh wajah.
|
وَغَسْلُ اْلوَجْهِ
|
Kedua, membasuh wajah.
|
وَغَسْلُ اْليَدَيْنِ
إِلَى اْلمِرْفَقَيْنِ
|
Ketiga, membasuh kedua tangan sampai siku.
|
وَمَسْحُ بَعْضِ
الرَّأْسِ
|
Keempat, mengusap sebagian rambut.
|
وَغَسْلُ
الرِّجْلَيْنِ إِلَى اْلكَعْبَيْنِ
|
Kelima, membasuh dua kaki hingga mata kaki.
|
وَالتَّرْتِيْبُ
عَلَى مَا ذَكَرْنَاهُ
|
Keenam, dan tertib (berurutan).
|
سُنَنُ اْلوُضُوْءِ
(Sunah-sunah Wudhu)
وَسُنَنُهُ عَشْرَةُ
أَشْيَاءَ
|
Sunah wudhu ada enam.
|
اَلتَّسْمِيَةُ، وَغَسْلُ اْلكَفَّيْنِ قَبْلَ
إِدْخَالِهِمَا اْلإِنَاءَ، وَاْلمَضْمَضَةُ ،وَاْلاِسْتِنْشَاقُ، وَمَسْحُ
جَمِيْعِ الرَّأْسِ، وَمَسْحُ اْلأُذُنَيْنِ ظَاهِرِهِمَا وَبَاطِنِهِمَا
بِمَاءٍ جَدِيْدٍ، وَتَخْلِيْلُ اللِّحْيَةِ اْلكَثَّةِ، وَتَخْلِيْلُ أَصَابِعِ
اْليَدَيْنِ وَالرِّجْلَيْنِ، وَتَقْدِيْمُ اْليُمْنَى عَلَى اْليُسْرَى،
وَالطَّهَارَةُ ثَلَاثًا ثَلَاثًا، وَاْلمُوَالَاةُ
|
Pertama, membaca bismillah; kedua mencuci kedua
telapak tangan sebelum memasukkannya ke dalam air; ketiga, berkumur; keempat,
menghirup air melalui hidung; kelima, mengusap seluruh rambut; keenam,
mengusap kedua telinga, baik bagian dalam maupun luar, dengan air baru;
ketujuh, membasuh sela-sela jenggot yang lebat serta membasuh sela-sela
jari-jari tangan dan kaki; kedelapan, mendahulukan anggota badan sebelah
kanan ketimbang yang kiri; kesembilan, bersuci masing-masing sebanyak tiga
kali; kesepuluh, berkesinambungan (tidak terputus-putus).
|
اْلاِسْتِنْجَاءُ
(Istinjak)
فصل:
وَاْلاِسْتِنْجَاءُ وَاجِبٌ مِنَ اْلبَوْلِ
وَاْلغَائِطِ
|
Pasal: Istinjak hukumnya wajib setelah kencing dan buang air besar.
|
وَاْلأَفْضَلُ أَنْ
يَسْتَنْجِيَ بِاْلأَحْجَارِ ثُمَّ يُتْبِعُهَا بِاْلمَاءِ
|
Akan lebih utama jika seseorang istinjak dengan batu-batu lalu diikuti
dengan air.
|
وَيَجُوْزُ أَنْ
يَقْتَصِرَ عَلَى اْلمَاءِ أَوْ عَلَى ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ يَنْقَى بِهِنَّ
اْلمَحَلُّ
|
Boleh hukumnya istinjak dengan air saja atau dengan tiga batu yang
sekiranya dapat membersihkan tempat keluarnya kotoran.
|
فَإِذَا أَرَادَ
اْلاِقْتِصَارَ عَلَى أَحَدِهِمَا فَاْلمَاءُ أَفْضَلُ
|
Jika seseorang ingin istinjak dengan salah satunya, maka istinjak
dengan air lebih baik.
|
وَيَجْتَنِبُ
اْستِقْبَالَ اْلقِبْلَةِ وَاسْتِدْبَارَهَا فِي الصَّحْرَاءِ
|
Seseorang hendaknya menghindari menghadap kiblat dan membelakanginya (jika
dia buang air) di gurun.
|
وَيَجْتَنِبُ
اْلبَوْلَ وَاْلغَائِطَ فِيْ اْلمَاءِ الرَّاكِدِ، وَتَحْتَ الشَّجَرَةِ
اْلمُثْمِرَةِ، وَفِي الطَّرِيْقِ، وَالظِّلِّ، وَالثُّقْبِ
|
Seseorang hendaknya menghindari buang air kecil dan buang air besar di
air yang tenang (tidak mengalir), di bawah pohon yang sedang berbuah, di
jalan, di bawah pohon yang rindang, dan di dalam lubang.
|
وَلَا
يَتَكَلَّمُ عَلَى اْلبَوْلِ
وَاْلغَائِطِ
|
Dia hendaknya tidak berbicara saat buang air kecil dan buang air
besar.
|
وَلَا يَسْتَقْبِلُ
الشَّمْسَ وَاْلقَمَرَ وَلَا يَسْتَدْبِرُهُمَا
|
Dia hendaknya tidak menghadap matahari dan bulan atau membelakangi
keduanya.
|
نَوَاقِضُ اْلوُضُوْءِ
(Hal-hal yang Membatalkan Wudhu)
فَصْلٌ: وَالَّذِيْ
يَنْقُضُ اْلوُضُوْءَ سِتَّةُ أَشْيَاءَ
|
Pasal: Perkara-perkara yang membatalkan wudhu ada enam
|
مَا خَرَجَ مِنَ
السَّبِيْلَيْنِ، وَالنَّوْمُ عَلَى غَيْرِ هَيْئَةِ اْلمُتَمَكِّنِ، وَزَوَالُ
اْلعَقْلِ بِسَكْرٍ أَوْ مَرَضٍ، وَلَمْسُ الرَّجُلُ اْلمَرْأَةَ
اْلأَجْنَبِيَّةَ مِنْ غَيْرِ حَائِلٍ، وَمَسُّ فَرْجِ اْلآدَمِيِّ بِبَاطِنِ
اْلكَفِّ، وَمَسُّ حِلْقَةِ دُبُرِهِ عَلَى اْلجَدِيْدِ
|
Segala sesuatu yang keluar dari lubang kemaluan dan dubur, tidur dalam
posisi tidak mutamakkin (menetap), hilang akal, baik karena mabuk maupun
sakit (gila), lelaki menyentuh wanita bukan muhrim tanpa penghalang,
menyentuh kemaluan manusia dengan telapak tangan, dan menyentuh lubang dubur
menurut qaul jadid.
|
Itulah,
terjemah Matan Kitab Fathul Qorib yang dapat kami persembahkan kali ini. Insya
Allah akan kita sambung pada kesempatan berikutnya. Jika Anda ingin selalu mengikuti
update terjemah Matan Kitab Fathul Qorib ini, Anda dapat meng-add google plus
atau facebook kami. Terimakasih. Semoga terjemah Matan Kitab Fathul Qorib ini bermanfaat
bagi kita semua, baik di dunia maupun di akhirat.
Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
görüntülüshow
ReplyDeleteücretli show
J7M6N